Sabtu, 07 November 2015

Melaluimu

Bismillah..

Matahari terlihat begitu garang. Udara mulai terasa panas. Di tambah lagi, tempat ini begitu sesak dengan manusia. Pengap. Bauh peluh pun menjadi satu. Perut seolah-olah dikocok, memuatku mual. Aku ingin segera pergi dari tempat ini.

Sejenak mencoba menghilangkan rasa penat. Duduk di deretan bangku yang telah di sediakan petugas di dekat panggung. Dari tempat ini, aku dapat melihat kondisi seluruh ruangan. Bola mataku terhenti di salah satu wanita.

Buku apa yang dibaca? Ia begitu khusyuk, sampai tak menghiraukan kondisi sekitarnya.

Di awali dari orang yang duduk sebelah kana kiriku, kami mulai berkenalan satu sama lain. Bukan hanya mereka berdua, semua orang di sekelilingku pun mulai mengikuti. Termasuk dirinya. Tidak butuh waktu yang lama, ia pun kembali ke aktifitas semula, berkutat dengan bukunya. Ia membuatku semakin penasaran.

Perhatianku kini beralih pada penampilannya. Pakaian yang ia kenakan beda sekali. Tubuhnya di baluti dengan jubah panjang nan longgar, jilbabnya tebal menutup dada dan tak lupa memakai kaos kaki. Sedangkan aku? Uh, sungguh malu, ia mengingatkanku pada nazar yang telah terucap begitu saja beberapa waktu yang lalu.

Ia begitu anggun dengan pakaian yang dikenakannya. Meski pun sederhana, tapi menutup. Allah, aku ingin sepertinya.

Di tempat ini, di gedung pendaftaran ulang mahasiswa baru itulah pertama kali bertemu dengannya. Dengan suasana yang kurang mendukung. Letih. Dan suara bising dari dalam gedung membuat otakku ingin meledak. Entahlah, apa yang mereka bicarakan, hingga membuat gedung ini seperti pasar dadakkan.

Sebelum berpisah dengannya, kusempatkan berdo'a. Berharap ini bukan terakhir kali bertemu dengannya. Dan tak lupa aku pamit dengan teman-teman baruku, termasuk dengannya.

Waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa satu semester telah usai, menghabiskannya dengan membuat laporan praktikum. Aku pun meluruskan niat kembali yang ingin mengikuti Organisasi Kerohanian Islam sejak perkenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Ospek Fakultas.

Do'aku mulai terjawab. Yah, siang itu aku mengikuti mentoring pertama dan ternyata disitulah aku dipertemukan kembali dengannya. Allah, terimakasih, tak ingin menyia-yiakan ini untuk kesekian kalinya.

Ia bagai pelangi yang menyinari hariku. Hampir setiap hari kuhabiskan bersamanya, tanpa hari tanpanya. Banyak orang yang mengatakan bahwa kami seperti amplop dan perangko. Kemana-mana selalu berdua.

Perumpamaan teman duduk yang baik itu bagaikan penjual minyak wangi kasturi, jika minyak kasturi itu tidak mengenaimu, maka kamu akan mencium bau wanginya. Nasehat ini terbukti. Dari hari itu, perubahanku sangat drastis. Dalam satu bulan pakaianku mulai hijrah. Dengan modal beberapa rok, baju dan jilbab yang kudapat dari mbk kos dan ibukku.

Begitulah aku dua tahun yang lalu. Terpesona pada seorang teman baru yang begitu menjaga hijabnya. Pertemuan yang tak tertuga dan tak terlupakan yang telah membuat perubahan besar dalam hidupku. Darinya, aku belajar banyak hal. Belajar dari kesehariannya, tanpa ia sadari.

Alhamdulillah, hampir dua tahun lamanya aku belajar Istiqomah dengan pakaian ini, pakaian syar'i. Dan berharap bisa Istiqomah sampai nanti, sampai ajal menjemputku. Aamiin.

Ya Allah, terimakasih tak terkira untukMu, yang telah menggerakkan hati ini untuk menjemput hidayahMu. Melaluinya, Engkau mengajariku tentang aturan-aturan agamaMu.

***
Hidayah itu tak datang dengan sendirinya. Kita harus mencarinya! Jika kau mengatakan, 'Buat apa memakai jilbab, jika prilaku tetap buruk, mending jilbabin hatinya dulu'. Kau salah, teman! Dengan berjilbab, satu pintu dosa telah tertutup. Dengan memakai jilbab pula lambat laut kehidupan kita akan mengikuti.

Kutau, perubahan butuh proses, lakukan sekarang sebelum waktumu habis!

Probolinggo, 23 Nopember 2013

Congratulations ^^

for friends who have Graduation, hopefully useful knowledge

Sebagian teman seangkatan yang mengambil jurusan matematika mipa berhasil wisuda di tahun ini. Selamat ya... Kemarin, aku bertemu dengan beberapa teman yang berhasil mengantongi gelar S.Si tersebut. Dengan isengnya aku bertanya, "sekarang di mana?". Sebagian besar masih menjawab, "belum,...."
Buatku, pertanyaan itu sangat angker, karena pertarungan yang sesungguhnya baru dimulai. Bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Satu banding seratus, sedangkan lapangan pekerjaan semakin menipis. Terlebih lagi tahun 2015, PHK di mana-mana.

Aku? Masih kuliah yey... :p Jika aku menjadi mereka, aku akan membuat lapangan pekerjaan baru. Itu lebih baik, daripada menjadi orang yang berdiam diri di rumah saja. Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi bukan berarti tidak bisa dijalankan. Pasti jika berbuat baik, akan ada jalan.

Misal saja mencari bisnis yang menjanjikan masa depan, bisa membantu orang lain, bisa diwariskan, dan yang paling penting tidak hanya bekerja tapi bisa jalan-jalan kapan-pun kita mau. Ya, cari pekerjaan yang tidak terikat waktu :D Memang ada? Ada dong :p coba cari tahu!

Jumat, 06 November 2015

Rindu

    Oleh: Hikari Hana
  

Mengingat masa itu
Pipi merah merona bak delima
Pertemuan tak terencana
Bertemu bukan untuk menyatu
Bertemu untuk berpisah
Singkat, namun mengandung makna
Singkat, namun membekas dihati

Rindu,
Ingin kubertemu denganmu
Bertegur sapa serta bercanda tawa
Seperti kisah di masa itu
Tak sedikitpun aku melupakanmu

Angin membelai lembut kulitku
Membawa sebait doa rindu untukmu
Meski aku tak bersamamu
Aku percaya,
Kau sedang melihat langit yang sama denganku
______________
*Persembahan untuk sahabatku yang jauh di sana, aku merindukanmu

Pengakuan Dosa


     Oleh: Hikari Hana

Tuhan,
Sungguh aku merugi
Membiarkan waktu berlalu begitu saja
Tanpa menjalankan perintah-Mu
Jatah usia terbuang sia-sia

Tuhan,
Bolehkah aku kembali kemasa itu?
Untuk memperbaiki pengapdianku pada-Mu

Nasi telah menjadi bubur
Waktu tak akan pernah kembali kemasa lalu

Tuhan,
Yang bisa kulakukan berbenah diri
Lewat lantunan doa aku mengadu
Merintih atas dosaku selama ini
Berharap Engkau berbesar hati
Memaafkan hamba-Mu yang hina ini

Bila Tiba Waktunya

Oleh: Hikari Hana

Puisi persembahan buat dik ira :')
*Jilbab biru*

Isak tangis masih terdengar
Aura negatif sedang mengelilingi
Diam tak berkutik
Tubuhnya terbaring lemah tak berdaya
Kini tinggal raga yang tak bernyawa

Baru kemarin aku bahagia
Mereka adalah keluarga baru bagiku
Kini keluarga itu bersilimutkan duka
Kebahagian sirna seketika
Waktu begitu cepat berputar
Kini ia telah menghadap panggilan-Mu

Tuhan,
Kami percaya Engkau lebih menyanginya
Kami titipkan bidadari kecil kami bersama-Mu

Ramadhan yang berbeda
Tanpanya di sini

Tuhan,
Kami titipkan doa rindu untuknya
Kami di sini baik-baik saja
Kami menyanyangimu
Jember, Maret 2015.
Untuk bidadari kecil kami, Dik Ira.
Love you soo much...

Pantun Teka Teki



Oleh: Hikari Hana

Hari ini sedang berjaga
Duduk termenung di atas atap
Jika malam ia terjaga
Jika siang ia terlelap (burung hantu)

Ada turis duduk sederet
Paling manis duduk nomer satu
Airnya segar dagingnya lembut
Tebak apakah itu? (kelapa)

Jalan-jalan di hari pekan
Paling suka membawa kripik tahu
Ada buah si sangka hewan
Ada yang tau apa itu? (buah naga)

Menunggu persanan bersama papa
Banyak yang antri, banyak yang suka
Orang bilang ia si buruk rupa
Sekali bersemedi lalu keluar banyak yang suka (kupu2)

Baju-baju sedang dilipat
Kakak bisanya hanya melihat
Punya kaki tapi suka melompat
Punya kantung untuk penghangat (kanggguru)

Makan bersama kerupuk lekor
Yang bayar bawa bunga mekar
Suka menggigit tinggal di tempat kotor
Badanya kecil punya ekor (tikus)

Nonton film sang ratu
Eh ternyata ratu dalam pancak silat
Punya tulang hanya satu
Darahnya hitam pekat (gurita)

Mengejar bus secepat kilat
Akhirnya datang terlambat
Suka menganga saat istirahat
Giginya tajam dan kuat (buaya)

Ada ribut-ribut di depan rumah
Melihat pisau dipegang kera
Binatang ini menghisap darah
Bawa anugerah bagi manusia (linta)

Belajar dengan tekun
Meskipun anak rantau
Sukanya naik tak pernah turun
Ayo siapa yang tahu? (umur)
______________________
*Pantun ini dibuat untuk menyelesaikan tugas menulis karya sastra

Pantun Anak



Oleh: Hikari Hana 

Keluar masuk pasar
Terpikat kue brownies
Ayo main sambil belajar
Meskipun tak ada tugas

Kakek tertatih menusuri jalan
Badan memikul tumpukkan pandan
Senang bukan main
Melihat ibu membawa buah tangan

Ada kuda sedang mengamuk
Di kejar oleh orang desa
Jalan-jalan ke rumah nenek
Di sambut dengan berkaca-kaca

Ke sawah banyak yang menemani
Menyebrangi jembatan dengan hati-hati
Aku tidak berani
Renang ke tengah sungai

Hati ini amat gembira
Enaknya dapat gratis es campur
Kalau ingin menjadi sang juara
Lebih giat dalam belajar

Beli makan ke warung jawa
Di jalan bertemu hewan berbisa
Kalau main jangan kecewa
Menang kalah itu sudah biasa

Semua orang suka belanja
Apalagi cewek pergi dengan senang hati
Paling suka pergi ke Jogja
Apalagi naik delman di pinggir pantai

Enaknya makan tempe
Lebih nikmat di cocol sambal tomat
Masuk sekolah saja on-time
Apalagi sholat

Si Ali pergi ke depan papan
Mengapus gambar hutan
Paling suka duduk di depan
Apalagi saat ujian

Si adik banyak temannya
Tapi tak suka bermain
Punya layang-layang tiada duanya
Ayah siapa dulu yang bikin
 ___________________
*Pantun ini dibuat untuk menyelesaikan tugas menulis karya sastra