Ketika Sudah
Lillah
Hikari Hana
Sang fajar sayup-sayup menampakkan
diri. Dengan sinarnya, ia perlahan-lahan mulai menyinari dan memberi kehangatan
di segala penjuru. Aku bergegas menyiapkan diri untuk berangkat kuliah.
Sesampainya, seperti biasa aku langsung menuju kelas. Dag dig dug… suara
jantungku begitu jelas terasa. Kubuka pintu, seketika sunyi senyap.
“Hahahaaa..
hahahaa..” tiba-tiba gelak tawa terdengar hampir serempak hingga memantul di
seluruh penjuru ruangan. Seketika bulu kudukku berdiri semua. Kuatkan aku, Ya Allah. Ini hari pertamaku
mengenakan hijab. Benar-benar memakai pakai tertutup. Suara hati berbicara.
“Kukira
kau dosen. Habisnya hari ini kau beda sekali. Hehe..” kata salah satu temanku. Ia
bicara menembus gelak tawa teman sekelas.
Sebuah
senyuman, hanya itu yang bisa kulakukan saat itu. Senyuman yang sedikit
dipaksakan. Kuberanikan diri untuk melangkah masuk. Kupandangi seluruh ruangan
mencari-cari bangku kosong. Pilihanku tertuju pada sebuah bangku kosong yang letaknya tepat di depan meja dosen. Belum lama aku duduk, tiba-tiba ada yang menepuk
pundakku dari belakang.
“Kamu
ikut aliran apa? Pakaianmu seperti teroris..” Tanyanya dengan sinis.
“Aliran?
Ikut aliran Islam” jawabku dengan singkat.
Ya Robb, aku tau semua
ini terjadi atas kehendakMu. Engkau sedang mengujiku, sebesar apa aku bisa
bertahan dan menggapai cintaiMu. Aku tau
ujian ini tak ada apa-apanya di bandingkan perjuangan orang-orang terdahulu dariku
yang memperjuangkan hijabnya. Percaya, bahwa aku bisa melaluinya. Ini kulakukan
hanya untukMu. Ucapku pada diriku sendiri.
Pedang
bak menebas waktu. Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu. Kurang lebih satu
tahun setengah aku menggunakan hijab syar’i, Alhamdulillah. Berharap akan terus istiqomah sampai ajal
menjemputku. Ujianku tak berhenti disitu, sebuah ujian yang silih
berganti. Niat awal untuk berbenah diri
tak pernah terlupakan. Rasa lelah, penat, sakit bahkan tangis tak berarti lagi
ketika sudah Lillah.
Dalam surat Al-Ankabut ayat 2-3
Allah berfirman yan artinya, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji
lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta”.
Hidayah
itu tak datang serta merta dengan sendirinya, bagaikan durian yang runtuh dari
atas langit. Hidayah itu perlu dicari. Menyegerakan itu lebih baik dari pada menunda-nunda.
Karena aku tak pernah tau kapan akan meninggal.
Bisajadi besok atau mungkin setu menit yang akan datang. Allahu A’lam.
Dengan
hijab, seorang muslimah tampak lebih teduh dan sedap di pandang mata
“Katakanlah kepada wanita yang
beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan
kain kudung ke dadanya..” ( QS. An
Nur : 31)
“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya.
Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia, dan
perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, cenderung kepada
kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala
mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak lenggok. Mereka tidak masuk
surge dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari
jarak perjalanan sekian dan waktu sekian” (HR. Muslim)
Jember, 20 Oktober 2013
Karena aku muslimah, aku berhijab.
Ingat! Lillah Islam itu memuliakan wanita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu disini :)~~