Minggu, 21 April 2013

Sepenggal Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib RA


Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.

Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!

Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.

Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!

‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakar Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,

namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..Lihatlah juga bagaimana Abu Bakar berda’wah.

Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.

Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?

Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.

Lamaran Abu Bakar ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakar mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ’Umar ibn Al Khaththab.

Ya, Al Faruq,

sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?

Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,

”Aku datang bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan ’Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.

”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.

Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim,

atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”

’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.
Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.

Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”,

kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. "Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”

”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi.

Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.

”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”

Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.

Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar kamu tidak mengerti, kata mereka,

”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!” Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati.

Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang.

Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali,

“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku?
dan Siapakah pemuda itu”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”
Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:
“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4).

Diambil dari "Jalan Cinta Para Pejuang" karangan Salim A. Fillah

KISAH AKHIR HAYAT MUHAMMAD RASULULLAH


Allah SWT berfirman :

“…Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah engkau takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk mu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah 5:3)

Diriwayatkan bahwa surat Al-Maidah ayat 3 di atas, turun setelah waktu Ashar berselang, tepatnya pada hari Jumat di Padang Arafah saat musim haji penghabisan (haji wada). Ketika itu Rasulullah SAW sedang berada di atas onta Padang Arafah. Ketika ayat tersebut turun, Rasulullah kurang begitu mengerti apa isyarat yang berhubungan dengan turunnya ayat tersebut. Lalu, Beliau bersandar pada ontanya, kemudian onta Beliau pun duduk secara perlahan-lahan.

Setelah itu turunlah Malaikat Jibril dan berkata :

“Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan demikian juga larangan-larangan-Nya. Oleh karena itu, kumpulkanlah para sahabatmu dan beritahu mereka, hari ini adalah terakhir aku bertemu denganmu.”

Kemudian Malaikat Jibril pergi, Rasulullah SAW pun berangkat ke Mekah dan terus melanjutkan perjalanan ke Madinah. Rasulullah mengumpulkan para sahabat dan menceritakan apa yang telah dikabarkan Malaikat Jibril kepada dirinya. Mendengar hal ini, para sahabat pun gembira sambil berkata :

“Agama kita telah sempurna . Agama kita telah sempurna.”

Tetapi berbeda dengan Abu Bakar Ash-Shidiq, mendengar keterangan Rasulullah itu, ia tidak kuasa menahan kesedihannya dan langsung pulang ke rumah. Lalu mengunci pintu rapat-rapat dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar menangis dari pagi hingga malam.

Kisah tentang Abu Bakar menangis itu kemudian sampai kepada para sahabat ynag lain. Lalu berkumpullah para sahabat di hadapan rumah Abu Bakar, dan mereka berkata:

“Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat engkau menangis seperti ini? Bukankah, seharusnya engkau gembira sebab agama kita telah sempurna.”

Mendengar pertanyaan dari para sahabat tersebut, Abu Bakar pun berkata :

“Wahai para sahabatku, kalian tidak tahu tentang musibah yang akan menimpa kita. Tidakkah engkau tahu, saat suatu perkara itu sempurna, akan terlihat kekurangannya. Karena itu dengan turunnya ayat tersebut suatu pertanda telah datang waktu yang sangat menyedihkan, yaitu sebentar lagi kita akan berpisah dengan Rasulullah SAW. Fatimah menjadi yatim dan para isteri Nabi menjadi janda.”

Setelah mereka mendengar penjelasan Abu Bakar, sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar. Mereka pun menangis dengan sekencang-kencangnya. Tangisan mereka itu kemudian didengar oleh sahabat-sahabat lainnya, lantas mereka pun memberitahu Rasullah tentang apa yang terjadi.

Berkatalah salah seorang dari sahabat :

“Ya, Rasulullah, kami baru pulang dari rumah Abu Bakar dan kami melihat banyak orang sedang menangis dengan suara kuat di rumah beliau.”

Ketika Rasulullah SAW mendengar keterangan dari para sahabat itu, berubahlah air muka Beliau dan bergegas menuju ke rumah Abu Bakar. Setelah sampai di rumah Abu Bakar, Beliau melihat semua menangis dan Beliau pun bertanya :

“Wahai para sahabatku, kenapa kalian menangis?”

Ali bin Abi Thalib berkata :

“Ya, Rasulullah, Abu Bakar mengatakan bahwa dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?”

Lalu Rasulullah berkata :

“Semua yang dikatakan Abu Bakar adalah benar dan sesungguhnya waktuku untuk meninggalkan kalian semua sudah dekat.”

Setelah Abu Bakar mendengar pengakuan Rasulullah SAW, ia justru menangis sekuat tenaga, sampai ia jatuh pingsan. Sementara Ali bergetar kemudian terkapar tubuhnya. Para sahabat lain pun menangis dengan sekuat-kuat yang mereka mampu. Sehingga gunung-gunung, batu-batu, semua malaikat yang di langit, cacing-cacing yang menggeliat di bumi dan semua binatang, baik yang di darat maupun di laut turut menangis.

Kemudian Rasulullah bersalaman dengan para sahabat satu persatu dan berwasiat kepada mereka.

Rasulullah diQishash

Jangka waktu Rasulullah SAW hidup setelah turunya ayat tersebut, ada yang mengatakan 81 hari, ada yang mengatakan Beliau hidup 50 hari, ada yang mengatakan hidup selama 35 hari dan ada pula yang mengatakan bahwa beliau hidup 21 hari.

Pada saat ajal Rasulullah SAW sudah dekat, Beliau menyuruh Bilal adzan untuk mengerjakan salat. Lalu berkumpullah para Muhajirin dan Anshar di Masjid Rasulullah. Kemudian Beliau menunaikan salat dua rakaat bersama semua yang hadir. Setelah selesai salat, Beliau bangkit lalu naik ke atas mimbar, seraya berkata :

“Alhamdulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak manusia kepada jalan Allah dengan ijin-Nya. Saya ini adalah saudara kandung kalian, kasih sayangku pada kalian seperti seorang ayah pada anaknya. Oleh karena itu kalau ada siapapun di antara kalian yang mempunyai hak untuk menuntut, maka hendaklah ia berdiri dan membalasku, sebelum saya dituntut di hari kiamat.”

Rasulullah berkata demikian sebanyak 3 kali, kemudian bangkitlah seorang lelaki bernama ‘Ukasyah bin Muhshan dan berkata :

“Demi ayahku dan ibuku ya, Rasulullah SAW, kalau anda tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali soal ini, sudah tentu saya tidak mau mengemukakan hal ini.”

Lalu ‘Ukasyah berkata lagi :

“Sesungguhnya dalam Perang Badar saya turut bersamamu ya Rasulullah, pada saat itu saya mengikuti onta Anda dari belakang. Setelah dekat, saya pun turun menghampiri Anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha Anda. Tetapi Anda telah mengambil tongkat dan memukul onta Anda untuk berjalan cepat. Pada saat itu saya pun Anda pukul dan pukulan itu mengenai tulang rusuk saya. Oleh karena itu saya ingin tahu, apakah Anda sengaja memukul saya atau hendak memukul onta tersebut.”

Rasulullah berkata :

“Wahai ‘Ukasyah, saya sengaja memukul engkau.”

Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal:

“Wahai Bilal, pergilah engkau ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku.”

Saat keluar dari masjid menuju rumah Fatimah, ia meletakkan tangannya di atas kepala seraya berkata :

“Rasulullah SAW telah mempersiapkan dirinya untuk dibalas (diqishash).”

Ketika Bilal sampai di rumah Fatimah, Bilal memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah menyahut dengan berkata :

“Siapakah yang ada di pintu?”

Bilal menjawab :

“Saya Bilal, saya telah diperintah Rasulullah untuk mengambil tongkat Beliau.”

Kemudian Fatimah berkata :

“Wahai Bilal untuk apa ayahku minta tongkatnya.”

Berkata Bilal :

“Wahai Fatimah Rasulullah telah menyiapkan dirinya untuk diqishash.”

Fatimah berkata lagi :

“Wahai Bilal siapakah manusia yang sampai hati mengqishash Rasulullah SAW?”

Bilal tidak menjawab pertanyaan Fatimah. Setelah Fatimah memberikan tongkat tersebut, Bilal pun membawa tongkat itu ke hadapan Rasulullah SAW.

Pembelaan Para Sahabat

Setelah Rasulullah SAW menerima tongkat tersebut dari Bilal, beliau pun menyerahkan pada ‘Ukasyah. Melihat kejadian mengharukan ini, Abu Bakar dan Umar bin Khattab tampil ke hadapan sambil berkata :

“ ‘Ukasyah janganlah engkau qishash Baginda Nabi, tetapi engkau qishashlah kami berdua.”

Ketika Rasulullah SAW mendengar kata-kata Abu Bakar dan Umar, dengan segera Beliau berkata :

“Wahai Abu Bakar, Umar, duduklah engkau berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk engkau berdua.”

Kemudian Ali berdiri, lalu berkata :

“Wahai ‘Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah SAW, oleh karena itu, engkau pukullah aku dan janganlah engkau mengqishash Rasulullah.”

Lalu Rasulullah SAW berkata :

“Wahai Ali, duduklah engkau, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu.”

Setelah itu Hasan dan Husein berdiri dan berkata :

“Wahai ‘Ukasyah, bukankah engkau tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah, kalau engkau mengqishash kami sama dengan engkau mengqishash Rasululullah SAW.”

Mendengar kata-kata dari cucunya, Rasulullah SAW pun berkata :

“Wahai buah hatiku, duduklah engkau berdua.”

Berkata Rasulullah SAW :

“Wahai ‘Ukasyah pukullah saya kalau engkau hendak memukul.”

Kemudian ‘Ukasyah berkata :

“Ya, Rasulullah SAW, Anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.”

Lantas, Rasulullah pun membuka baju. Setelah Beliau membuka baju, menangislah semua yang hadir.

Setelah ‘Ukasyah melihat tubuh Rasulullah SAW, ia pun mencium Beliau dan berkata :

“Saya tebus Anda dengan jiwa saya, ya Rasulullah SAW. Siapakah yang sanggup memukul Anda? Saya melakukan ini karena saya ingin menyentuh (memeluk) tubuh Anda yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan saya. Dan semoga Allah SWT menjaga saya dari neraka atas kehormatanmu.”

Kemudian Rasulullah SAW berkata :

“Dengarlah engkau sekalian, sekiranya engkau hendak melihat ahli surga, inilah orangnya.”

Kemudia semua para sahabat bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para sahabat pun berkata :

“Wahai ‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperoleh derajat tinggi dan bertemankan Rasulullah SAW dalam surga.”

Wasiat Rasulullah SAW

Ketika ajal Rasulullah makin dekat, Beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Siti Aisyah dan Beliau bersabda:

“Selamat datang, semoga Allah SWT mengasihi kalian, saya berwasiat kepada

kalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan mentaati segala perintah-Nya. Sesungguhnya hari perpisahan saya dengan kalian sudah dekat, itu berarti semakin dekat pula kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT dan menempatkannya di surga-Nya.

“Kalau sampai ajalku, hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri. Jika kalian menghendaki, kafanilah aku dengan kain Yaman yang putih. Jika engkau memandikan aku, hendaklah engkau letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kalian keluarlah sebentar meninggalkan aku.”

“Pertama yang akan menshalati aku ialah Allah SWT, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, Malaikat Mikail dan yang terakhir malaikat Izrail beserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu, barulah kalian masuk semua mensalatiku.”

Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu, mereka pun menangis dengan suara yang keras dan berkata :

“Ya, Rasulullah SAW Anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, selama ini Anda memberi kekuatan pada kami dan Anda pula pemimpin yang mengurus semua perkara kami. Apabila Anda sudah tiada nanti, kepada siapakah kami bertanya setiap ada persoalan muncul?.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda :

“Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kalian jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan dua penasehat. Yang satu pandai bicara dan yang satu lagi diam saja. Yang pandai bicara itu adalah Alquran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada persoalan yang sulit dan berbelit di antara kalian, hendaklah kalian kembali kepada Alquran dan Hadistku dan sekiranya hati engkau keras, lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati.”

Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, Beliau kemudian mulai merasakan sakit. Dalam bulan Safar Rasulullah sakit selama 18 hari dan sering diziarahi para sahabat.

Dalam sebuah kitab diterangkan, bahwa Rasulullah diutus pada Hari Senin dan wafat pada Hari Senin. Pada Hari Senin penyakit Beliau bertambah berat. Setelah Bilal selesai adzan subuh, Bilal pun pergi ke rumah Rasulullah SAW. Sampai di sana, Bilal memberi salam :

“Assalamu’alaika ya Rasulullah.”

Lalu dijawab Fatimah :

“Rasulullah SAW masih sibuk dengan urusan Beliau.”

Setelah Bilal mendengar penjelasan dari Fatimah, Bilal pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah itu. Ketika waktu subuh hampir habis, Bilal pergi sekali lagi ke rumah SAW dan memberi salam seperti tadi. Kali ini salam Bilal telah didengar Rasulullah SAW. Baginda berkata :

“Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh karena itu, kau suruhlah Abu Bakar mengimami salat subuh berjamaah dengan mereka yang hadir.”

Setelah mendengar kata-kata Rasulullah, Bilal pun berjalan menuju masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala, seraya berkata :

“Aduh musibah.”

Setelah Bilal sampai di masjid, Bilal pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah SAW katakan kepadanya.

Abu Bakar tidak dapat menahan dirinya saat ia melihat mimbar kosong. Lantas dengan suara keras Abu Bakar menangis hingga ia jatuh pingsan. Melihat peristiwa itu maka riuhlah dalam masjid, sehingga Rasulullah bertanya kepada Fatimah :

“Wahai Fatimah apa yang telah terjadi?”

Fatimah pun berkata :

“Keriuhan kaum muslimin, sebab Anda tidak pergi ke masjid.”

Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali dan Fadhl bin Abas, lalu beliau bersandar pada kedua bahu mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah sampai di masjid, Rasulullah pun salat subuh bersama dengan para jamaah. Setelah selesai salat subuh, Beliau berkata :

“Wahai kaum muslimin, kalian senantiasa dalam pertolongan dan penjagaan Allah. Oleh karena itu, hendaklah kalian bertakwa kepada Allah SWT dan mengerjakan segala perintah-Nya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kalian. Hari ini adalah hari pertamaku di akhirat dan hari terakhirku di dunia.”

Setelah berkata demikian, Rasulullah SAW pun pulang ke rumah.

Izrail Menjemput Rasulullah

Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Izrail :

“Wahai Izrail, pergilah engkau kepada kekasihku dengan sebaik-baik wajah, dan jika engkau hendak mencabut rohnya, hendaklah engkau melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Jika engkau pergi ke rumahnya, minta izinlah terlebih dahulu. Kalau ia izinkan engkau masuk, maka masuklah engkau ke rumahnya dan kalau ia tidak izinkan engkau masuk, hendaklah engkau kembali padaku.”

Setelah Malaikat Izrail mendapat perintah dari Allah SWT, Malaikat Izrail pun turun menyerupai orang Arab Baduwi. Setelah Malaikat Izrail sampai di hadapan rumah Rasulullah, ia pun memberi salam :

“Assalamu’alaikum yaa ahla bait nubuwwati wa ma danir risaalatia adkhulu?” (mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kalian, wahai penghuni rumah Nabi dan sumber risalah, bolehkah saya masuk?)

Ketika Fatimah mendengar ada orang memberi salam, ia pun berkata :

“Wahai hamba Allah, Rasulullah SAW sedang sibuk, sebab sakitnya yang semakin berat.”

Kemudian Malaikat Izrail berkata lagi seperti semula, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah SAW, lantas beliau bertanya kepada Fatimah :

“Wahai Fatimah, siapakah di depan pintu itu.”

Fatimah menjawab :

“Ya Rasulullah, ada seorang Arab Baduwi memanggilmu, aku telah katakan padanya bahwa Anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga badan saya terasa menggigil.”

Kemudian Rasulullah SAW berkata :

“Wahai Fatimah, tahukah engkau siapakah orang itu?”

Jawab Fatimah : “Tidak ayah.”

“Dia adalah Malaikat Izrail , malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur.”

Fatimah tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui, bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya semakin dekat, ia pun menangis sejadi-jadinya.Ketika Rasulullah mendengar tangisan Fatimah, Beliau pun berkata :

“Janganlah engkau menangis wahai Fatimah, engkaulah orang pertama dalam keluargaku yang akan bertemu denganku.”

Kemudian Rasulullah SAW pun menjemput Malaikat Izrail masuk. Malaikat Izrail pun masuk dengan mengucap :

“Assalamu’alaikum ya Rasulullah.”

Lalu Rasulullah SAW menjawab :

“Waalaikassaalam, wahai Izrail, engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut rohku?”

Berkata malaikat Izrail :

“Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau engkau izinkan. Kalau tidak engkau izinkan, aku akan kembali.”

Berkata Rasulullah SAW :

“Wahai Izrail, dimanakah engkau tinggalkan Jibril?”

Berkata Izrail :

“Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, semua para malaikat sedang memuliakan dia.”

Tidak berapa lama, Jibril pun turun dan duduk dekat (di samping) kepala Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW melihat kedatangan Jibril, Beliau pun berkata :

“Wahai Jibril, tahukah engkau bahwa ajalku sudah dekat.”

Berkata Jibril : “Ya aku tahu.”

Rasulullah bertanya lagi : “Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakanku di sisi Allah SWT.”

Berkata Jibril :

“Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat berbaris rapi menanti rohmu di langit. Semua pintu surga telah dibuka, dan semua para bidadari sudah berhias menanti kehadiran rohmu.”

Berkata Rasulullah SAW :

“Alhamdulillah. Sekarang engkau katakan tentang umatku di hari kiamat nanti.”

Berkata Jibril :

“Allah SWT telah berfirman : “Sesungguhnya aku telah melarang semua para Nabi masuk ke dalam surga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki surga sebelum umatmu memasuki terlebih dahulu.”

Berkata Rasulullah SAW:

“Sekarang aku telah lega dan telah hilang rasa susahku. Wahai Izrail, dekatlah engkau padaku.”

Setelah itu Malaikat Izrail pun mengawali tugasnya. Ketika rohnya sampai pada ubun-ubun (pusat), Rasulullah SAW pun berkata :

“Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya kematian itu.”

Jibril nampak mengalihkan pandangan dari Rasulullah SAW, ketika mendengar kata-kata Beliau. Melihat sikap Jibril itu Rasulullah SAW pun berkata :

“Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka melihat wajahku?”

Jibril berkata :

“Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu di kala engkau dalam sakaratul maut ?”

Anas bin Malik RA bercerita, ketika roh Rasulullah SAW sampai di dada, Beliau bersabda :

“Aku wasiatkan kepada engkau agar kalian menjaga salat dan apa-apa yang telah diperintahkan kepadamu.”

Ali bin Abi Thalib berkata :

“Sesungguhnya Rasulullah ketika menjelang saat terakhir, telah menggerakkan kedua bibir Beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga saya dekat dengan Rasulullah, seraya Beliau berkata :

“Umatku, umatku.”



Fathimah Az Zahra


Berikut ini adalah nasihat-nasihat dari Rasulullah SAW pada putri ke empat Beliau, sang pendahulu para wanita, Fatimah Az Zahra ra. Semoga dapat diambil hikmah dari kisah ini. :)

1. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya kelak Allah tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.

2. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.

3. Wahai Fatimah! Sesungguhnya seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5. Wahai Fatimah! Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fatimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6. Wahai Fatimah! Di saat seorang wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Di saat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan dari kandungan ibunya. Di saat seorang wanita meninggal ketika melahirkan, maka tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala sribu orang yang melaksanakn ibadah haji dan umrah dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7. Wahai Fatimah! Di saat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya pada hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allah pun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.

8. Wahai Fatimah! Di saat seorang istri tersenyum di hadapan suaminya maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

9. Wahai Fatimah! Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10. Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, maka Allah akan memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allahpun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allahpun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqim dengan selamat.

Dari Abdullah bin Amr Al-Ash r.a, Rasulullah bersadbda : “DUNIA ADALAH SUATU KESENANGAN, DAN SEBAIK-BAIK KESENANGAN ADALAH WANITA YANG SHALEHAH.”
( HR. Muslim )

Sabtu, 20 April 2013

Rencana Perawatan Hati Galau

Aku catatan ulang apa yang di dapat di kajian kemarin malam. kenapa begitu?? yap... betul sekali, supaya tak menghilang begitu saja :) selain itu yang tak bisa hadir bisa mengetahui isi kajian kali ini. Dibaca ya?? ^_^ insyaAllah gak rugi.hehee

Bismillah
Malam ini jam 18.45 wib, aku di jemput oleh mbk nisa. agenda kali ini adalah kencan. loh.. kok?? ee... sabar, belum selesai nih ceritanya. benar, kami pergi kencan. biasanya untuk kebanyakan orang hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu. why?? karena hari ini adalah sabtu malam minggu. kencan, dengan pacar masing-masing *maksudnya yang punya pacar loh ya ^^V. jangan salah paham dulu :D, kencan kami bukan sembarang kencan tapi kencannya pergi ke kajian. hehe... disana kita bertemu dengan ukhti galuh, ukhti nina, yang baru ta'aruf juga ada dan banyak lagi teman-teman yang lainnya.

Kajian ini biasa di panggil dengan KIDZ (Kajian Islamic Dentistry Zuperrr) yang di selenggarakan oleh UKKI FKG UNEJ dengan tema "Rencana Perawatan Hati Galau" yang akan di kupas tuntas oleh Ustadz.Agus Rohmawan. yuuk baca materi yang di sampaikan Ustadz.Agus melalui versiku :D

1. Apa sih arti galau itu?? galau itu identik dengan kata bimbang, tentang sesuatu yang tak sesuai harapan, pikiran yang kacau, dan banyak lainnya lagi.
2. Pantaskah kita meng-galau?? sedangkan Allah bersama kita #intropeksi diri.
3. Taukah kalian galau itu berawal dari apa?? jawabannya adalah pacaran. jika kalian tak ingin meng-galau jangan pacaran...!! :p
4. "Yang baik di tunjukkan dan yang jelek di sembunyikan" itu biasanya yang dilakukan dalam pacaran.
5. Suatu hari ada yang bertanya "Ustad bagaimana dengan pacaran yang islami?", jika ada yang demikian sama saka bertanya seperti ini "Bagaimana minum bir islami?". tau kan jawabannya apa? betul, dalam islam hanya ada satu. menikah dulu baru pacaran :D. hee
6. Sesunggunya pacaran itu hanya mengatar kita kepada ZINA. pacaran kami islami kok. :o?? kan "cuma" belajar kelompok, kan "cuma" saling mengingatkan, kan "cuma" bla-bla-bla... semua berawal dari kata "cuma". jangan salah deh, dengan kata "cuma" bisa kau terjerumus...
“Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji (fashiyah) dan jalan yag buruk,” (Qs Al-Isra’: 32)
7. Bagaimana cara kita menyingkapi masalah yang datang?? sebetulnya itu tergantung kita sendiri. belum apa apa sudah galau -.-, ketahuilah Allah takkan memberikan suatu cobaan diluar kemampuan hambanya dan masalah yang datang adalah tanda bukti cinta Allah kepada kita :')
8. “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
9. Apa yang kalian pahami dari surat tersebut?? Allah memberikan sekanario terbaiknya untuk kita, insyaAllah...
10.Tips menghilangkan kegalauan FULL POWER => Paham agama, Obati dengan Al-qur'an, Waspada malas, Enyahkan kemalasan, dan Rutin mengikuti kajian.
11."Bacalah Al-Qur'an! karena sesungguhnya Al-Qur'an itu akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi sahabat (pembaca) Al-Qur'an". (HR.Muslim)

bagaimana?? sudah taukan tips-tips menghilangkan ke-galauan :D. yap, dengan cara membacara Al-Qur'an...

semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya
maaf jika ada salah kata ^_^

mohon masukannya tentang tulisan ini ye...
perbaikan untuk kedepannya...
jazakillah khoir

salam ukhuwah ^_^

Jumat, 19 April 2013

Jalan Dakwah


Bismillah...

Iseng-iseng buka lapak orang, dapat seperti ini ^_^... cukup mewakili...

Rabb,
Ampunikami bila selama ini kami masih berada dalam zona nyaman,..
berlindung di balikpredikat shaleh/shalehah dari lingkungan...
Sungguhberat ujian yang Engkau berikan kepada Rasul-Rasul-Mu,..
berikan kami keberanianseperti kekasih-kekasih-Mu,..
yang tanpa ragu berjuang menegakkan syari’at-Mu...

Rabb,
Berilahkami pemahaman ilmu agama...
dan kekuatan untuk menempuh jalan dakwah-Mu yangmenanjak ini...

Rabb,
IzinkanEngkau berikan cinta yang besar,..
yang hanya berawal dari lingkaran-lingkarankecil kami..

Rabb,
Sungguhjalan dakwah ini sangat panjang,sungguh melelahkan,..
Makaperkenankanlah kepada kami pundak yang tangguh untuk menanggung setiap beban...

Rabb,
Ampunikami yang tak peka membaca pertanda dari-Mu...

Rabbi,
Bilakami terlalu bersantai dan berleha di jalan ini, sadarkanlah kami...
Sungguhditimpa beban dunia dan seisinya jauh lebih baik daripada ditimpa sezarah murka-Mu...

Rabbi,
Satukanlahhati-hati kami dalam wadah yang Kau ridhai...
Jauhkanlahkecintaan kepada selain-Mu,...
Tunjukkanlahkami jalan lurus-Mu...
Pertemukanlahlagi kami di syurga-Mu...

Rabb,
Sungguhdunia ini hanya sementara, tak beda dengan senda gurau belaka...
Makajanganlah Engkau biarkan kami terlena olehnya...

Rabbi,
Cintailahkaum muslimin yang yang mengajariku untuk mencintai-Mu...
Keluargayang selalu memudahkanku belajar untuk lebih mengenal-Mu...
Sahabat-sahabatyang tak kenal lelah saling membangunkan untuk Qiyamul Lail...
Sahabat-sahabatyang dalam kesibukannya masih sempat menanyakan bagaimana hafalanku...
Sahabat-sahabatyang mencintaiku karena-Mu,..
Yangtak bosan ingatkanku agar jalankan sunnah Rasul-Mu...
Merekayang bersiaga di pagi hari,..
Saatyang lain masih terlelap, sudah berkumpul mereka dalam siap...

Rabb,
Sungguhaku percaya bahwa do’a kepada-Mu adalah perekat untuk hati-hati kami...
Takkuat kelopakku menahan air mata,..
Saatsetelah sekian lama Insya Allah berjuang bersama, kami akan terpisah...
Untukmenjalankan rencana-Mu yang lain, rencana-Mu yang lebih indah...

Rabbi,
Janganlahjarak di dunia menjadi penghalang hati-hati kami saling mengingatkan untuk alamakhirat...

YaAllah,
Jangansusupkan sekecil biji zarah pun kecintaan kami kepada selain diri-Mu...
Alasanpengorabanan yang bukan karena-Mu...

Rabbi,
Kuatkanbarisan kami di dunia-Mu...
Dankumpulkan kami kembali di dalam jannah-Mu...
Untukmukaum muslimin yang mencintai Allah,..
Suratcintaku untukmu mungkin tak seindah yang kau harapkan...
Tetapido’a  dalam hati yang kupanjatkan, semogajadi penguat kalian...
Maafkanaku, maafkan aku, saudaraku...
Bilasempat aku lupa mendo’akanmu...
Saatpernah aku tak ada saat kau membutuhkan pertolonganku...

Teman,
Saatkita sudah bisa merasakan cinta-Nya,..
Sungguhjiwa tak butuh apa-apa selain Dia...
Saatkita bersendirian, tak ada lagi yang kita punya selain Allah,..
Sungguhitu lebih baik daripada dunia dunia dan seisi-Nya...
Untukkaum muslimin di Syria,..
Untukpara mujahid-mujahid di palestina,..
Untukpara pembela agama di Mesir,..
Untukpara pejuang di Rohingya,..
Untuk‘alim ulama di Saudi Arabia,..
Untukpenegak-penegak Al Islam di Turki,..
Utukseluruh keluargaku di Indonesia,..
Untukseluruh muslimin di dunia yang Allah ciptakan sebagai saudara...
Jangankhawatir, Saudaraku...
Tentulahperjalanan kita ini pahit...
Sangatpahit...
Mengapa?...
Karenajannah itu manis...
Allahtak akan menyia-nyiakan pengorbanan kita di jalan-Nya...
Bilasudah mulai terlena dengan dunia,..
Marilahkita kembali mengingat-Nya,..
Duniaitu hina,..
Janganletakkan cinta dunia di hatimu...
Taruhlahia ditanganmu...
Bilasudah tidak sesuai dengan-Nya...
Makabuanglah jauh-jauh kecintaanmu pada dunia...
Jalandakwah ini berliku,..
Bilapun sudah tumbuh bunga-bunga dakwah,..
semak belukar akan turut subur mendampingi...
Bilakau rasa perjalananmu ringan saja, bisa dilalui dengan berleha,..
khawatirlahbahwa kau berada pada jalan yang salah...
MahaBenarlah Allah dengan firman-Nya di Qur’an surat Al Ankabut:

Rabbi,
Sungguhaku ikhlas atas segala kepayahanku di jalan-Mu...
SemogaEngkau meridhoi tertatihnya langkahku...

Rabb,
InsyaAllah ini lah jalan pilihanku...
Jalan menggapai ridho-Mu...
Berikan petunjuk dan hidayah-Mu untukku di jalan ini...
JALANDAKWAH, JALAN YANG KUPILIH...
Bilaurgensi amanah dakwah ini bernilai 10,..
Mari berdo’a dan berusaha agar Allah meningkatkan kualitas diri kita menjadi 10.
Jangan sampai kulitas diri kita yang 5,..
Membuat dakwah menjadi turun harganya...
Kaummuslimin,..
SeringkaliAllah mengingatkan kita dalam kitab-Nya,..
Dilarang menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah !
Terakhir,..
Cintatidak pernah menuntutmu untuk menunggu,..
Ia mempersilakan atau mengambil kesempatan...
Jala ndakwah adalah jalan cinta...
Bilabukan kau pelakunya, maka Allah akan perkenankan orang lain untuk menjalankanamanah besar-Nya...
Amanah dakwah,..
Amanah besar yang gunung-gunung pun enggan melakukannya...
Hanya manusia yang sanggup melaksanankannya...

(Bonita Ayu Andhira)



semoga bermanfaat
salam ukhuwah

Rabu, 17 April 2013

Ayaah...

Ayaah...
Kemarin, ayah datang tanpa nanda minta...
Mengatarkan titipan nanda dua hari yang lalu...
Lima menit, baru lima menit ayah tiba...
Baru saja nanda melihat ayah...
Kemudian ayah pamit untuk kembali...
Ayaah...
Menangis, menangis hati nanda...
Tertunduk, melihat pengorbanan yang ayah lakukan...
Merenung, apa yang pernah nanda lakukan untuk ayah??...
Ayaah...
Berkilo-kilo, berjam-jam di perjalanan...
Merelakan jam istirahat ayaah...
Semua untuk nanda... :')
Nanda tau, "Ayah sayang nanda"...
Ayaah... nanda juga sayang ayaah...
Pinta nanda hanya satu, jaga kesehatan ayaah...
Ayaah...
Maafkan nanda yang selalu merepotkan...
Maafkan nanda yang selalu membuat hawatir...
Maafkan nanda yang selalu menuntut ini itu...
Maafkan nanda yang masih belum bisa membahagiakan...
Maafkan nanda... maafkan nanda ayah...


Senin, 15 April 2013

Merindu T.T


aku rindu, benar-benar rindu...
saat pertama kita dipertemukan oleh Allah...
saat pertama kita diikat oleh tali ukhuwah...
menjalani hari-hari bersama dengan sejuta rasa dan doa...
aku rindu, benar-benar rindu...
saat kita tertawa dan menangis bersama...
ya meskipun akulah yang sering menangis...
dan kalian yang menghiburku...

aku rindu, benar-benar rindu...
saat kita bersama-sama berjuang dalam dakwah ini...
kita saling bahu membahu...
bekerja sama demi mencari Ridho-Nya...
aku rindu, benar-benar merindukannya...
merindukan kalian semua...

#mbk nisa, benarkah kau lupa dengan pertemuan kita??
#sahabat seperjuanganku, kalian akan tetap menjadi sahabat seperjuanganku di mipa tercnta :')
#Abi, ukh.fitri, ukh.yuli, ukh.reni, ukh.rizki dkk "peluk dari jauuh..."
#Abi dan ukh.fitri tak kan pernah terlupakan perpisah kita di stasiun lempuyangan..
(*terkadang aku tersenyum sendiri jika mengingatnya XD)
#hey, aku juga rindu saat di danau cinta :D...

Senin, 08 April 2013

Pelajaran dari seekor katak

Bismillah...Sore itu aku seperti biasa membentuk lingkaran dengan kelompokku, di tempat favorit kami ^_^. ageda ini rutin kami lakukan setiap seminggu sekali. tak jarang ada beberapa di antara kita yang tak bisa hadir, kami tak bisa memungkiri bahwa setiap orang mempunyai kesibukan masing-masing... *apa lagi aku :D, maafkan aku kawand ^^V. topik kali ini adalah "pelajaran dari seekor katak", apa yang kita bisa dapatkan dari seekor katak?.? dari pada berfikir yang tidak-tidak, yuuk dengerin :)...

lingkaran kali ini akan membahas tentang pelajaran dari seekor katak. "siapa yang pernah mendengar ceritanya??", beberapa dari kami sudah ada yang tau cerita tersebut. ok. mbk ceritain nih ya...
satu waktu katak-katak sedunia mengadakan lomba panjat pinang, pesertanya 500 katak, dan pinangnya setinggi 100 meter. baru manjat 10 meter, 200 katak jatuh dna gugur tanding. 20 meter kedua 100 katak jatuh dan gugur tanding pula, sisa 200 katak.. disaksikan oleh jutaan katak di arena ataupun di TV, 200 kodok sisanya berusaha dengan susah-payah penuh smangat.. ketika dah manjat 30 meter terjadi kecelakaan, katak paling atas jatuh dr ketinggian, menimpa 149 katak lain yg tewas mengenaskan! penonton panik, minta tanding dihentikan, tapi 50 katak sisanya tetep manjat, setengah pinang dah dimanjat dan 30 katak lain jatuh lg sisa 20katak, trus manjat sampe 70 meter, satu demi satu jatuh lalu mati, tinggal 1 katak yg bertahan.. penonton teriak "udah turun aja, lo gak akan bisa", "udah, turun.. daripada mati!", "kamu cuma katak, gak kan bisa nyampe!" gitu.. tapi si katak #cuek aja, dia manjat dengan tenang, semeter demi semeter, dan akhirnya nyampe 100 m, dia JUARA! :D. dunia gempar, lahir juara yg tak prnh ada sblumnya, maka katak juara ini segera dikerubuti wartawan dari media2 katak.. dia diwawancara, "apa rahasia anda?", "kenapa anda bisa bgitu berani?!" >> katak ini tetep #gak menjawab.. low profile -_-. setelah cukup lama dia diam, katak ini #ambil kertas n pena, lalu nulis "MAAP SAYA TULI, jadi saya tak bisa mendengar apa omongan anda"

Apa yang kalian dapatkan dari cerita seekor katak?? :D "PURA-PURA TULI".
ketika orang lain berkata ini itu (*perkataan yang tidak tidak), nah disitulah kita bisa di menggunakannya "pura-pura tuli" ^_^.  apa lagi kita sebagai pejuang dakwah seharusnya mewarnai bukan di warnai. aku teringat dan setuju dengan perkataan ustad felix  "mengikuti pada perkataan manusia tak ada habisnya, mengikut pada perkataan Allah memberikan ketenangan". cukup Allah dan Rasulnya yang menjadi penjamin :)

humb humb...
tetap semangat berkontribusi di jalan dakwah ini ^_^...
jika bukan kita, siapa lagi??...

sala ukhuwah ^_^

##maaf jika ada perkataan yang salah ^^V
##mengingat tanpa ada catatan yang lengkap
##semoga bermanfaat

sesuatu banget :D

05 April 2013

Hari ini sesuatu bangeetttt.... Kenapa begitu?? kasih tau gak ya... *eh kumat :D. Cerita kali ini, berawal dari siang tadi. ketika aku duduk di kosan dan sedang asik berada di depan si acer kesayanganku, tiba-tiba ada sms...

"assalamualaikum. dek, nanti jam 3 ada kuliah?"
"walaikumsalam. gak ada, kenapa te?"
"gantiin aku ngisi mentoring yaa? :) oke???"
" :D hemm... uhuk uhuk... kok mendadak te?? biasanya dimana te??"
"hehe... biar dirimu belajar jd terapi shock.. hoho.... di- (*tiitt sensor :D) . gmna? bisa?"
"oke deh... bismillah..."


tanpa banyak babibu, aku pun menyanggupi karena sesungguhnya ada dorongan dari hati ini "hayoo kalau gak sekarang kapan lagi??" hehee, bismillah aku pun berangkat dan ku pasrakan semua pada Allah. ketika langkah kaki ini telah sampai ke tempat tujuan, ku lihat jam di hp "masih jam dua, alhamdulillah masih bisa muroja'ah" gumamku. aku bukan orang yang pertama datang di tempat ini, sudah ada salah satu adik mentorku. subhanaAllah, dia menunggu kami datang sambil mengerjakan tugas kuliahnya. satu jam berlalu, adik-adik mentorku pun mulai berdatangan. kami memutuskan sholat terlebih dahulu sebelum memulainnya. dua puluh menit kemudian, kami pun memulainnya dan membentuk lingkaran kecil. aku sangat kagum kepada mereka. penyampaian dari mereka sudah bagus, aku saja kalah dengan mereka B) *ayoo belajar!!.
tibalah saatnya aku memberikan materi. bismillah... bantu aku Ya Roob, semoga mereka paham dengan apa yang aku ucapkan. setelah selesai memberi materi dan di lanjutkan sesi tanya jawab. hmm... salah satu dari mereka bertanya, "mbk, bisa ceritakan kepada kami bagaimana proses mbk bisa seperti ini??" . Ingin rasanya aku meleleh mendengar pertanyaan itu. aku menceritakan kisah sejarah hidupku, bagaimana bisa aku menjadi seperti ini, dan siapa orang yang memotivasi aku. semua adalah rencana Allah, kenapa begitu? yah... karena pertemuan itu, Allah memberikan aku hidayah melaluinya. sungguh, dia adalah sahabat se-perjuanganku (*ini rahasia kita loh :D). aku mincintainya karena Allah dan aku juga mencintai kalian adik-adikku, aku mencintai kalian sebagaimana aku mencintainya. jangan kalian menunggu hidayah tapi carilah hidayah itu. jika menurut kata hati kalian, dia baik maka dekatkanlah karena suara hari tak pernah berbohong. 
masih ingatkan dengan sabdaRasulullah SAW:

“Maksudnya perumpamaan teman yg baik& teman yang tidak baik ialah umpama wangi-wangian dan tukang besi. Adapunpembawa wangi-wangian, sama ada dia memberinya sedikit ataupun anda membelidari padanya sedikit ataupun kamu dapat mencium dari padanya bau yang wangi.Manakala tukang besi, sama ada dia membakar bajunya ataupun kamu akan menciumdair padanya bau-bauan yang busuk”. (diriwayatkn oleh Al- Bukhari &Muslim)

Jika kita perteman dengan orang yang sholehah nantinya kita akan "kecipratan positifnya" dan begitu pula sebaliknya. teruslah berproses, perjalana masih panjang. carilah ilmu dimana pun dan kapan pun. jangan melihat tua atau muda yang memberikan ilmu tapi ambilah jika itu benar dan buanglah jika salah.

banyak hikmah dan pelajaran untuk hari ini.
terima kasih ku ucapkan kepada tante, yang telah memberikan kesempatan ^_^
sehingga aku bisa lebih mengenal adik-adikku ini
 
 semangat mewarnai di FMIPA tercinta ^_^ salam ukhuwah penuh cinta

Minggu, 07 April 2013

amanah, ku ingin lari darimu...

Amanah, jika aku mendengarnya terkadang terbesit untuk lari dan pergi meninggalkannya. namun semua itu tak bisa ku lakukan. yah... setiap aku punya fikiran seperti itu, aku terdiam dan hati ini berkata "jika bukan kau yang akan memberikan perubahan di sekitarmu, siapa lagi?? akan kah kau tega meninggalkan adik-adikmu yang bersemangat. luruskan niatmu...!!! kau di jalan ini hanya mencari RidhoNya. Buanglah fikiran hal-hal yang membuatmu seperti ini. kemana semangatmu?? jangan karena orang lain kau menjadi tak bersemangat...!!! jika kau mempunyai masalah, ceritakanlah pada Robbmu. ceritakanlah padaNya, yaa semuanya karena Robbmu akan mendengarkan keluh kesahmu. dan positive thinking lah... jika orang lain tak bersamamu lagi, masih ada Allah bersamamu. istigfar.... istigfar....". astaufirullah... Allah... Allah... Allah... maafkan aku, sungguh tak bermaksud begitu. baiklah, akan ku luruskan niat ini kembali. wahai suara hati, akan ku lakukan... bangunkan aku dalam sepertiga malamNya dan akan kuceritakan semuannya... semuannya...

Selasa, 02 April 2013

Aku ingin seperti Sirius...



Allah berfirman Surah An-Najm ayat 49, yang berbunyi:
“dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang syi‘ra.”
Bintang sepesial, bintang paling terang di antara bintang lainnya, bintang yang mampu menyinari gelapnya malam dengan sinar terindahnya... yah, itu adalah bintang sirius. Aku ingin seperti bintang sirius yang mampu menghadirkan rasa nyaman, tentram dan memberikan kebahagia untuk orang lain. Bukan bahagia saat melihatnya saja tapi bisa tersenyum saat bersamaku karena itu merupakan salah satu sumber semangatku (^_^). Aku ingin seperti sirius yang tetap dikenang oleh orang lain meski cahayanya akan pudar...

Bukan sekedar sahabat...

Sahabat, hmm... lagi-lagi aku membahas tentang sahabat karena bagiku 'takkan ada habisnya' membahas tentang sahabat (^_^), menurutmu?? ***cekidot, kembali ke topik :D...
Sahabat, tau kah kau?? per-sahabat yang telah kita jalani ini, bagiku bukan sekedar sahabat. Engkau adalah sahabat se-perjuanganku, mencari Ridho-Nya. Allah mempertemukan kita 2 tahun yang lalu. Aku masih ingat sangaaatt bagaimana pertemuan kita pertama kali, kau duduk dengan menggunakan pakaian yang syar'i dan asik membaca buku yang kau pegang. Saat itu tak banyak yang kita bicarakan, namun di dalam hati aku berkata "Allah, aku melihatnya begitu sejuk di pandang dan izinkan aku bertemu kembali dengannya". Sungguh, rencana Allah begitu indah (^_^), untuk ke-dua kalinya aku dipertemukan kembali dan tak di sangka kita satu fakultas. 
Satu tahun berlalu, aku masih sebatas mengenalnya. Kesibukan sebagai maba membuat kita jarang komunikasi dan bertemu. Namun, untuk sekian kalinya kita di pertemukan kembali di tempat yang indah :). "Allah, terima kasih atas segala yang kau berikan", kau hadir dalam hidupku memberikan banyak perubahan dan melaluimu pula kini aku membunyai sahabat-sahabat yang luar biasa (^_^)...

Ingin rasanya...
Berbagi rasa dengan yang lain...
Indah, nikmat dan manisnya dijalan ini...
Tugasku hanya menyeru dan mengajak, hidayah hanya hak Allah...
Ini semua adalah sekenario terbaik Allah untukku :')... Kini aku punya banyak sahabat, bukan hanya disini tapi nan jauuuhhhh disana (^_^)... Ukhti uki, ukhti raih, ukhti nuha, ukhti jayen, ukhti, fitri, ukhti yuli, ukhti reni, ukhti rizki, ukhti wahyu, ukhti na'im, keluarga baruku "anatiyya" dan banyak lagi yang lainnya...

Aku rindu saat-saat itu...
Saat berpeluh suka dan duka bersamamu...
Waktu terasa cepat berlalu...
Izinkan aku bertemu kambali denganya, Ya Allah...
Bagiku, memiliki keluarga itu begitu indah...
Keluarga dalam ikatan ukhuwah...


Saat aku merindukanmu....
Aku putar lagu ini, bagaimana denganmu sahabatku?

Diawal kita bersua,
mencoba untuk saling memahami.
Keping-keping di hati terajut dengan indah,
rasakan persaudaraan kita.

Dan masa-pun silih berganti,
ukhuwah dan amanah tertunaikan.
Berpeluh suka dan duka,
kita jalani semua semata-mata harapkan ridho-Nya.

Sahabat, tibalah masanya,
bersua pasti ada berpisah.
Bila nanti kita jauh berpisah,
jadikan rabithoh pengikatnya,
jadikan do'a ekspiresi rindu.
Semoga kita bersua di surga.

Dan masa-pun silih berganti,
ukhuwah dan amanah tertunaikan.
Berpeluh suka dan duka,
kita jalani semua,
semata-mata harapkan ridho-Nya.

Sahabat, tibalah masanya,
bersua pasti ada berpisah.
Bila nanti kita jauh berpisah,
jadikan rabithoh pengikatnya,
jadikan do'a ekspiresi rindu.
Semoga kita bersua di surga.

Rasulullah SAW telah bersabda
“Seseorang itu akan terpengaruh dengan temannya. Maka hendaklah seseorang kamu itu memilih siapa yang harus dijadikan teman”( Al-Tirmizi).

Telah bersabda Rasulullah SAW “Maksudnya perumpamaan teman yg baik & teman yang tidak baik ialah umpama wangi-wangian dan tukang besi. Adapun pembawa wangi-wangian, sama ada dia memberinya sedikit ataupun anda membeli daripadanya sedikit ataupun kamu dapat mencium dari padanya bau yang wangi. Manakala tukang besi, sama ada dia membakar bajunya ataupun kamu akan mencium dair padanya bau- bauan yang busuk”. (diriwayatkn oleh Al- Bukhari & Muslim)

Sahabat baik itu akan saling menjaga, menjaga perasaan, tidak menjelekkan image kita pada orang lain (menutupi kekurangan) ^_^

Seorang sahabat bartanya pada Rosululloh SAW, “siapakah sahabat yang paling baik bagi kamoi?” lalu beliau menjawab. “seseorang yang apabila kamu memandangnya, kamu akan teringat kepada Allah, apabila kamu mendengar ucapannya, pengetahuan kamu mengenai islam akan bertambah dan apabila kamu melihat kelakuannya, kamu teringat pada hari akhirat..”(At Targhib)
semoga per-sahabatan ini sampai ke Surga-Nya ^_^ amin