hikari hana
Perbedaan pendapat dengan orang tua, terlebih dengan ibu, bagi sebagian
wanita mungkin sudah tidak asing lagi. Faktor penyebabnya bermacam-macam,
seperti: perihal pekerjaan rumah, sekolah, uang, atau karena
pemikiran yang berbeda. Apabila dibiarkan berlanjut akan mengakibatkan masalah yang akan menimbulkan penyakit hati di antara kedua belah pihak.
Keadaan tersebut tidak akan terjadi apabila kedua belah pihak
saling memahami, dalam arti ibu memahami posisi anak dan begitupun sebaliknya,
anak harus memahami juga posisi ibu. Tugas utama seorang ibu adalah mengatur
rumah tangga dan tugasnya di luar rumah, baik untuk bersosialisasi dengan orang
sekitar ataupun untuk menuntut ilmu. Sedangkan anak mempunyai hak dan kewajiban
pribadi, seperti bersosialisasi dengan teman-teman, menuntut ilmu ataupun
mengembangkan potensi diri.
Islam mengajarkan agar seorang anak berbuat baik dengan kedua orang
tuanya, karena itu tidak seharusnya terjadi keributan di dalam rumah antara
anak dan ibu. Apalagi sampai tidak bertegur sapa lebih dari tiga hari, hal itu yang dilarang dalam Islam. “Kami telah
mewasiatkan kepada manusia untuk berbuat kebaikan terhadap kedua orang tuanya.”
(Al-Ankabut: 8).
Berikut ini cara mencegah konflik atau pendekatan antara anak dan ibu
menurut Supatmiati (2007; 160), yaitu:
1. antara ibu dan anak seharusnya menyamakan
persepsi, minimal saling memahami. Misal ada seorang
muslimah mempunyai ibu yang menolak anaknya berpakaian busana tertutup.
Sementara anaknya masih teguh untuk menjalankan itu, maka yang perlu dilakukan
adalah menjelaskan kepada ibunya tentang prinsip kenapa menggunakan busana
seperti itu. Menjelaskan dengan bahasa yang baik dan lembut sehingga tidak
terlihat menggurui, dengan demikian ibu akan menghargai prinsip anaknya.
2. anak memahami
tugas ibu. Suatu saat semua wanita akan menjadi ibu, karena itu harus tahu
tugas dan kewajiban sebagai ibu, baik di rumah maupun di masyarakat. Misal mengurus
dan mengatur rumah tangga.
3. ibu berbagi
tugas dengan anak. Membantu ibu itu wajib. Apabila beliau meminta bantuan, sebagai anak
wajib membantu. Namun kalau ada situasi tertentu yang tidak memungkinkan anak
membantu ibunya, maka anak perlu menjelaskan kepada beliau seberapa jauh
kesanggupan untuk membantu. Misal ada hari libur anak bisa membantu ibu
mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tetapi pada hari kerja atau sekolah,
kegiatan ini bisa dikerjakan pada waktu luang selesai anak beraktivitas di luar
rumah.
4. anak mengatur
waktu supaya kepetingan pribadi tidak berbenturan dengan kepentingan ibu. Misal
di rumah sedang ada acara makan bersama dengan keluarga besar, tetapi pada saat
yang bersamaan anak mempunyai acara di luar rumah. Apabila acara anak tersebut
bisa ditunda atau tidak terlalu penting untuk diikuti, maka sebaiknya anak lebih
mengutamakan acara keluarga.
Pada intinya perbedaan pendapat antara ibu dan anak terletak pada
komunikasi. Apabila komunikasi berjalan dengan baik, maka akan meminimalisir
konflik di antara keduanya. Ibu dan anak bisa saling memahami satu sama lain,
serta dapat memecahkan masalah bersama.
Daftar Pustaka
Kelompok Gema Insani. 2005. Al-Qur’an Terjemahan. Jakarta: Al-Huda.
Supatmiati, Asri. 2007. The World of Me. Jakarta: Gema Insani
Press.