Minggu, 21 Desember 2014

(1) NPSP

Ehm... Assalamualaikum sahabat semuanya :) Kali ini saya ingin mempublikasikan karya saya yang berupa menggunakan program Adobe Flash CS3. Ceritanya nih, ikhwan dan akhwat yang baru nikah lagi asik pacaran :D hehe. Gambar ini termotivasi dari salah satu buku yang lagi saya baca, judulnya "Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan" karya Ustadz Salim A Fillah. #ups, ketahuan deh...


Seharusnya kita belajar dari matahari yang mencintai bumi.
Ia mendekat kepada sang kekasih, maka akan membuatnya binasa.
-kutipan-

Maksudnya, cukup mencintai seseorang yang halal bagimu. Memang benar kita tak akan pernah tahu tentang rasa itu kapan akan datang dan pergi, tapi setidaknya kita berusaha merahasiakannya. Ya, mencintai dalam diam supaya syaithan tak mengetahuinya. Biarlah Allah yang menentukan mana yang terbaik buatmu...

Minggu, 02 November 2014

SATU LANGKAH MEWUJUDKAN MIMPI

Hikari Hana 
"Bukan seberapa besar mimpi itu, tetapi seberapa besar usaha untuk mimpi tersebut." Demikian kata-kata Pak Balia, salah satu tokoh dalam novel Sang Pemimpi yang menjadi inspirasi bagi Ikal dan Arai menaklukkan mimpi. Mimpi ibarat sebuah tujuan, sehingga harus dituliskan secara nyata dan jangan hanya diingat karena pasti akan lupa. Biarlah goresan pena di atas kertas menjadi saksi bisu atas mimpi-mimpi yang telah terukir. Sehingga suatu saat nanti yang tersisa hanyalah coretan demi coretan yang telah tercapai.

Impian itu bermula dari kata dasar mimpi. Pengertian mimpi dari segi bahasa adalah bunga tidur. Sedangkan dari segi istilah, mimpi adalah sebuah cita-cita yang harus diraih. Mimpi itu gratis, semua orang boleh memilikinya. Meskipun orang lain tertawa atau menganggap impian itu hanyalah mimpi belaka, maka tetaplah fokus! Anggap saja itu sebagai bentuk motivasi. Jangan sampai menjadi seorang pemimpi saja, tetapi harus berusaha dan berjuang dengan melakukan tindakan-tindakan nyata. Berkomitmen dengan impian dalam kondisi apapun, baik suka maupun duka dan jangan pernah menyerah sehingga impian itu benar-benar terwujud.

Perjalanan menuju impian tidak selamanya mulus. Terkadang harus tertatih-tatih lebih dahulu sehingga nantinya mendapatkan apa yang diinginkan. Ketika sudah berusaha mengoptimalkan semua, ikhtiar telah dilakukan, terakhir jangan lupa berdoa untuk hasil akhirnya. Pasrahkan semua itu kepada Allah. Biarlah Dia mengabulkan harapan dan keinginan itu dengan cara-Nya sendiri.

Berdoa dengan sungguh-sungguh membuat keinginan semakin kuat. Hal itu menunjukkan kesungguhan hati dan keyakinan semakin dalam akan kekuatan mimpi. Teruslah berdoa! Allah akan memberikan apa yang diinginkan setiap hamba-Nya pada saat yang terbaik. Allah menerima semua doa, baik itu yang tersembunyi atau terang-terangan. Bila terjadi kegagalan, tetap berprasangka baik kepada-Nya, karena kesuksesan itu berawal dari kegagalan dan hanya dapat diraih dengan kerja keras. Jangan berharap kesuksesan datang secara cepat dan kebetulan, tetapi kesuksesan datang berdasarkan  usaha dan ketentuan-Nya. Berdoa tidak hanya dalam keadaan sulit tetapi setiap saat. Ketika kegagalan datang, doa adalah senjata terakhir untuk membangkitkan kembali motivasi. Oleh karena itu, berdoa dalam setiap usaha sangat penting, karena tidak hanya sebagai penguat tujuan tetapi juga untuk memelihara kedekatan pada Allah.

Ada sebuah kisah yang membuktikan bahwa kekuatan mimpi mampu memotivasi seseorang hingga menghasilkan perubahan yang luar biasa. Berikut ini merupakan satu diantara sekian banyak kisah yang telah berhasil mewujudkan mimpinya.

Sang pembuat jejak

“Apapun yang terjadi, itu adalah yang terbaik dari Allah”, begitulah motto hidup pemilik nama dari Danang Ambar Prabowo. Namanya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar mahasiswa. Melalui film dokumenter yang menceritakan perjalanan menggapai impiannya dengan menuliskan di atas lembaran kertas itulah yang memberi banyak motivasi bagi para mahasiswa.

Danang bertekad untuk mewujudkan doa dan harapan kedua orang tuanya untuk meraih kesuksesan. Ledakan motivasinya berawal dari pertemua dengan Ustad Aris Ahmad Jaya yang mampu menghipnotis dengan kata-kata yang luar biasa, sehingga dari sanalah sang pembuat jejak bermula. 

“Banyak orang yang memiliki mimpi, namun mimpi itu akhirnya tetap menjadi impian dan khayalan belaka. Alasannya adalah karena mimpi-mimpi tersebut hanya disimpan dalam ingatan saja. Padahal ingatan manusia itu terbatas. Sehingga tidak jarang mimpi yang dipendam dalam ingatan akan terhapus.

Danang menuliskan 100 target hidupnya dalam dua lembar kertas buram, beliau tidak peduli dengan komentar orang lain yang menertawakan mimpinya itu. Pada akhirnya, waktu menjadi saksi keberhasilan beliau mencapai mimpi-mimpi itu. Satu persatu rincian targetnya tercoret. Danang membuktikan pada semua orang yang dulu meragukan kemampuannya, bahwa Allah telah mewujudkan mimpi yang dulu hanya tertulis dalam selembar kertas. Danang menjadi mahasiswa berprestasi hingga tingkat nasional, menjadi yang terbaik diantara yang baik. Pemuda itu juga berhasil ikut Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang begitu bergengsi dan MTQ Mahasiswa Nasional.

“Maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?”

Kini ketika menatap dua lembar kertas usang yang hampir tercerai berai itu, beliau melihat target nomor 83 bertuliskan, “Ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri setamat di IPB”. Ternyata Allah membukakan jalan baginya sampai ke Negeri Sakura, Jepang.

Memetik selaksa hikmah dari pengalaman hidup Danang, ini salah satu kisah di antara sekian banyak kisah orang yang percaya akan kekuatan mimpi dan doa. Sungguh begitu luar biasa kekuatan sebuah mimpi itu. Sekarang, tunggu apa lagi? Bergegaslah! Tuliskan mimpi-mimpi besar itu secara nyata. Tanamkan pada diri, “Pasti bisa!”. Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh passti berhasil.

Note: 
Tulisan ini telah direvisi untuk menyelesaikan tugas kuliah "Dasar-dasar Menulis".

Thanks for you
--Mbak Ulin yang tidak pernah lelah untuk mengajari dan mengoreksi tulisan-tulisan saya :)
--Mbak Resti yang sudah memberikan saya masukan atas idenya :)
--Pak Edy Hasan, salah satu dosen favorit saya :D suka dengan cara mengajar bapak (y)
--Dan para pembaca blog ini, terima kasih sudah mau mampir :) ditunggu kritik-sarannya...

Sabtu, 16 Agustus 2014

PAMERAN PENDIDIKAN JEPANG

And untuk kesekian kaliannya hanya bisa mengelus dada *sabar! masih belum rezekinya :3 hiks..

----------------------------------------

GRATIS. TERBUKA UNTUK UMUM.

JAKARTA
Hari / Tanggal : Sabtu, 23 Agustus 2014
Tempat : Auditorium SMA Neg 6 Jakarta, Blok M
( Belakang Blok M Plaza, Terminal Blok M )
Pukul : 10.00 - 16.00

BANDUNG
Hari/ Tanggal : Minggu, 24 Agustus 2014
Tempat : Aula Timur Institute Teknologi Bandung
Pukul : 10.00 - 16.00

Banyak universitas ternama di Jepang yang turut serta dalam pameran pendidikan kali ini.

Tempat Terbatas !!
Untuk pendaftaran, silahkan kirim email dengan format
"Nama Kota ( Jakarta / Bandung ) ", " Nama ", "Sekolah ( instansi) " dan kirim ke sjapan@fujistaff.co.id

Info :
PT Fuji Staff Indonesia
Telp : 021- 2523716


Sabtu, 29 Maret 2014

book5#Alhamdulillah sudah terbit :)




Bila Jodoh, Tak Akan Kemana
Hikari Hana
“Han..” Suaranya memecahkan keheningan.
“Ya, kenapa?” Jawabku singkat tanpa melihat kearahnya.
“Aku menyukaimu. Maukah kau menjadi pacarku?“ Nada suaranya mulai serius.
“Maaf, aku tidak bisa” Perasaanku mulai tidak menentu.
“Kalau begitu, jika kau tidak mau menjadi pacarku…” Ia menghentikan perkataannya sejenak sambil memikirkan apa yang akan diucapkan, “Maukah kau menjadi istriku?” Lanjutnya. Kini ia menghentikan sepeda yang dikayuhnya. Melihat dan menanti jawaban dariku.
Perkataannya membuatku tertegun. Tanpa disadari kaki ini berhenti melangkah. Seketika seluruh badan seolah membeku. Dingin, sedingin es batu. Ada rasa takut yang menghantuhui. Yah, aku takut salah bicara.
Apa yang bisa dilakukan oleh bocah ingusan sepertiku? Usia yang masih seumur jagung, masih anak kemarin sore. Sekolah pun masih belum rampung. Ah, mengenai itu, mengenai pernikahan, untuk saat ini belum. Pikiran itu terlampau jauh buatku. Meski mayoritas masyarakat desan disini banyak yang telah menikah pada saat seusiaku, tapi itu tidak berlaku bagiku.
“Sekali lagi, maaf…” Aku menarik nafas panjang. “Aku masih ingin melanjutkan sekolah, masih ingin kuliah” aku menjawab dengan pandangan lurus kedepan dan menimang-nimang apa yang akan dikatanya lagi.
“Aku akan menunggumu…” Ucapnya dengan memelas.
“Tidak perlu. Mas, tidak perlu menungguku. Selain aku tidak ingin memberikan harapan yang belum tentu bisa menepatinya, alangkah baiknya, mas carilah yang lain. Dan lagi pula…” suaraku berhenti dan mulai berat.
“Lagi pula… kau tidak menyukaiku?” Ia menyambung perkataanku.
“Maaf. Dan juga, suatu saat nanti, aku ingin mencari calon yang benar-benar tidak mengenali sebelumnya, tentu bukan orang yang berasal dari daerah sini” Dengan kepala tertunduk, aku menjawabnya. Ah, semoga tidak salah bicara.
“Aku mengerti sekarang. Baiklah, terimakasih atas semuanya. Semoga kau sukses, dik. Aku pergi dulu” Ucapnya untuk terakhir kali.
Belum sempat mengatakan sesuatu untuknya, untuk terakhir kalinya. Ia pergi begitu saja tanpa menunggu satu dua patah dariku. Hanya bisa melihat dari jauh. Punggungnya memberikan isyarat, ia ingin sendiri, ia tidak ingin diganggu. Maafkan aku, Mas. Pergi dengan membawa setumpuk luka; kekecewaan. Sepeda mini yang ia kayuh membawanya semakin jauh dariku, kemudian menghilang.
Setibanya di rumah, aku menceritakan semua yang terjadi siang itu pada Ibu. Ada setumpuk air yang tertahankan dan akhirnya air itu pun meleleh. Menangis tersedu-sedu. Hanya itu yang bisa kulakukan. Menanyakan beruang kali pada ibu, apa aku salah? Sungguh, tidak ada keinginan melukai perasaannya, tapi aku juga tidak menginginkan hubungan itu.
Aku yakin ia bisa melaluinya. Harus bisa! Karena ia lelaki dewasa. Lebih matang dariku. Tentang rasa, ia akan pergi dengan sendirinya, akan terganti dengan sendirinya.
Hari berganti hari. Dengan kesibukanku di sekolah, sedikit demi sedikit mulai melupakan kejadian itu. Beberapa bulan kemudian, tanpa di duga, aku bertemu kembali. Disampingnya, ada seorang perempuan yang menemani. Setelah aku tahu, ternyata ia adalah istrinya. Alhamdulillah. Memang kalau jodoh tidak akan kemana.
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (An Nuur : 26)
Memperbaiki diri itu sebuah keharusan. Begitulah aku, sampai detik ini masih belajar. Karena semakin belajar semakin tahu bahwa ilmu yang diperoleh belum ada apa-apanya. Tentang jodoh, semua telah aku pasrahkan kepada Allah. Sebaik-baiknya pilihan adalah pilihanNya. Tugasku hanya satu, memperbaiki diri.
Disudut jendela, pandanganku tertuju keluar. Mengingat itu semua, hanya bisa tersenyum. Bagian dari serpihan puzzelku. Langit masih gelap gulita, tapi tidak akan lama lagi mentari akan keluar dari sangkarnya. Disaat itu langit akan berubah warna, perpaduan oranye, merah, jingga. Indah sangat indah.
Roda-roda mulai bergerak. Yah, aku saat ini berada di dalam Kereta Senja Utama Jogja. Kota yang selalu membuatku merindukan karenanya, seorang sahabat. Sudah berkali-kali ketempat itu tapi membuang ensensi kekagumanku pada kota itu. Kota para pejuang. Prol tape purnama jati, salah satu makanan has Jember. Tentunya, tidak akan melupakan makanan ini untuk oleh-oleh.
Rintikan hujan menyabut kedatanganku. Selamat datang di kota Gudeg, Jogja berhati nyaman. Dalam hati yang terdalam, ada keinginan suatu hari bisa menetap di tepat ini. Mungkinkah, jodohku dari tempat ini? Alahu a’lam.

Jember, 03 Januari 2014
Biodata;
Hikari Hana adalah nama pena dari Khuszaimah Yanuar. Lahir di Probolinggo, 16 Januari. Karyanya dimuat dalam beberapa antologi yang telah diterbitkan, antara lain; Karena Ayah mencintaiku, Ketika sudah Lillah, Biarkan ia kembali dan Untukmu,calon imamku. Penulis bisa dihubungi di akun Facebook: Hikari Hana atau Email: Hikarihana_93@yahoo.co.id

Selasa, 25 Maret 2014

Rumah baruku


“Sholat jama’ah…” Teriak sala satu penghuni rumah. “Kalau sholat tepat waktu, jodoh datang tepat waktu!” Celetuk penghuni rumah yang lain. Semua itu akan selalu ada tiap kali azan berkumandang, entah itu subuh, dhuhur, asar, magrib atau pun isya. Suara itu akan terdengar selalu sebanyak salat wajib. Tak pernah absen.

Kini tak ada lagi, aku tak mendengarnya lagi. Yah, kuakui merindukannya. Bukan hanya suara itu, tapi kebersamaan yang terjalin di dalamnya. Yang kini kutahu dan menyadari kalau semuanya tulus, ikatan persaudaraan yang terbentuk karena kecintaannya pada Robbi.

Rumah baruku ini memang keadaanya lebih baik dari rumah itu. Tapi yang membedakannya, tak ada kau, tak ada kalian disini yang menemaniku lagi. Tak ada lagi suara itu, tak ada lagi orang-orang yang selalu menegurku di kala salah. Tak ada lagi tempat untuk berbagi suka duka yang selalu menguras kalbu. Tak ada lagi…


Senin, 24 Maret 2014

Teruntuk Bapak, Ibu dan Adik yang di rumah

Assalamualaikum…

Bagaimana kabar bapak-ibu? Dik Yuris dan si Embah? Semoga baik-baik saja dan selalu di lindunganNya. Aamiin.

Dinda? Allahamdulillah, baik. Sangat baik. InsyaAllah. Bapak-ibu berserta keluarga di rumah tidak perlu cemas. Sungguh, anakmu ini baik-baik saja di tempat perantauan ini. Percayalah.. :)

Dinda ingin bercerita tentang kejadian akhir-akhir ini. Semoga bapak-ibu beserta keluarga di rumah tidak keberatan mendengar cerita dinda ya..

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari rabu kemarin, dinda berkunjung ke kampus lama. Tempat yang memiliki sejarah tersendiri bagi dinda. Yah, entah mengapa pagi itu dinda merindukan tempat itu. Bukan hanya tempatnya. Bukan. Karena ada seseorang yang dinda rindukan. Seorang sahabat yang tidak pernah lelah memberikan nasehat. Seseorang sahabat yang tidak pernah lelah memberikan pundanya ketika dinda sedang rapuh akan semuanya.

Di tengah perjalanan ke tempat yang telah di tentukan, dinda mendengar seseorang yang berteriak, “Yeyeennn…”. Suara itu tidak asing ditelinga. Ketika menoleh, beberapa teman satu angkatan sedang asik makan di warung bu kuning. “Yeyeeenn…” terdengar kembali seseorang berteriak. Sekali lagi, hanya bisa menoleh dan mengangkat tangan seraya berkata, “Hey…”. Dan semua berlalu begitu saja. Selain sepeda mini yang dinda kendarain melaju kencang, ada alasan lain. Keadaan yang tidak memungkinkan untuk berhenti. Bukan karena ingin melarikan diri, bukan. Tapi karena ada seseorang yang menunggu dinda di sana. Allah, semoga mereka mengerti.

Lima menit kemudian, ketika meletakkan sepeda pink ini di parkiran sepeda yang letaknya tidak jauh dari masjid Baitul Ilmi, dari arah selatan datang seseorang yang telah lama dinda tidak berjumpa dengannya. Dia kakak angkatan dinda sewaktu masih di mipa. Sayang sekali, hanya bisa bercengkrama sebentar dengannya.

Setelah dinda tepat berada di sebelah masjid, yang terlihat hanya seorang perempuan yang tidak dinda kenal. Di menit berikutnya, meraih handphone dan mengetik pesan, “Ana sudah di Mabail ni”. Sepuluh menit berlalu, tidak kunjung juga ada balasan. Dinda pun kembali mengirim pesan, “Dimana?”.

Mungkin ia sedang kuliah? Ah, biarlah. Bisa menikmati suasa di sini pun sudah senang.

Lima belas menit berlalu, asik dengan mencari tugas kuliah. Tiba-tiba ada satu pesan masuk, ternyata dari ia. “Oke, otw” akhirnya. Sebuah senyuman mengembang begitu saja dari sudut bibir ini.

Hampir satu jam lamanya, ia menemani. Berbagi cerita. Menanyakan ini itu. Sungguh bahagia. Jika saja dinda bisa meminta waktu untuk tidak cepat berlalu, yang dinda inginkan hanya meminta untuk bisa lebih lama dengannya. Wajah yang berseri-seri itu tidak banyak berubah, masih sama dengan dua tahun yang lalu.

Terima kasih untukmu, untuk segalanya. Karenamu pula aku bisa bertahan sejauh ini. Karenamu pula keadaanku saat ini lebih baik daripada dua tahun yang lalu ketika pertama kali kita. Bersyukur atas nikmatNya yang telah mempertemukan kita. Aku mencintaimu karena Allah, insyaAllah.

Ketika rindu seketika datang memburuku, akan kulantunkan do’a untukmu. Yah, selalu tersemat do’a dalam kalbu untukmu. Semoga kita tidak hanya bersahabat di dunia tapi di surgaNya. Aamiin. insyaAllah.

Eh, bapak-ibu tidak boleh menangis ya ketika membaca surat ini, apa lagi si adik :p

Oh, ya, bapak-ibu masih ingat hari ini hari apa? Ya ya ya, dinda tahu kalau hari ini hari minggu. Em.. hari ini, sudah tepat satu bulan lamanya dinda merasakan kuliah di tempat baru, kampus baru. Selalu menjadi penyelundup, itu pertama kali yang dinda rasakan. Tapi dengan bergulirnya waktu, rasa itu mulai berganti dengan rasa nikmat yang luar biasa. Yah, dinda saat ini sangat menikmati aktivitas ini.

Terima kasih bapak, terima kasih ibu, atas kesempatan ini. Dinda tidak akan membuang kesempatan dan kepercayaan bapak-ibu berlalu begitu saja. Tidak akan. Dinda akan buktikan itu. insyaAllah.

Maafkan dinda, jikalau sampai saat ini dinda tidak bisa melalukan banyak hal untuk bapak-ibu. Saat ini dinda hanya bisa menyusahkan bapak-ibu.

Dan jikalau memang dengan dinda menjadi anak yang sholeha, menjadi anak yang berprestasi bisa membuat bapak-ibu bahagia, bisa membuat bapak-ibu bangga mempunyai anak seperti dinda, dinda akan lakukan itu. Yah, dinda akan berusaha keras untuk menggapai itu semua. Insyaallah.

Bapak-ibu, tolong ingatkan dinda, jika suatu hari nanti akan lupa dengan janji dinda sendiri.

Mungkin, perlu bapak-ibu tahu. Mimpi-mimpi dinda di antaranya; menjadi guru, menjadi dosen, dan menjadi penulis yang bisa menebarkan kebaikan di seluruh Indonesia. Yah, itu tiga di antara sekian banyak mimpi-mimpi yang telah dinda buat. Hanya kekuatan usaha dan do’a yang bisa mengabulkan semuanya. MAN JADDA WAJADA, siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya.

Mohon do’anya untuk dinda ya.. Terima kasih :’)

Dik yuris, adik satu-satunya yang kupunya dan yang kucintai karena Allah. Ambil hikmah dari semua yang terjadi dalam perjalanan hidup kakakmu ini. Dan kakakmu ini berharap banyak padamu, tidak melalukan kesalahan yang sama. Bukannya sebaik-baik manusia adalah ia yang mengambil pelajaran dari  hikmah orang lain. Bukankah begitu?

Belajarlah yang rajin, pun kakakmu ini. Ayo kita sama-sama menjadi orang yang bisa membahagiakan kedua orangtua di dunia dan di akhirat kelak :’)

Dinda sudahi dulu ya..

Wassalamualaikum

Jember, 230314
Dinda yang selalu merindukan kebersamaan ini

Selasa, 11 Maret 2014

Info :)

#KampusFiksi road show Malang

Setelah sukses wira-wiri di Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, hingga Jawa Barat, untuk pertama kalinya #KampusFiksi road show akan menyambangi salah satu kota di Jawa Timur. Pada April nanti, #KampusFiksi akan hadir menyapa DIVAmate di kota Malang dan sekitarnya.
Disebabkan animo Divamate yang begitu  besar dalam mengikuti #KampusFiksi dan karena keterbatasan tempat dalam #KampusFiksi regular, maka Penerbit DIVA Press dengan bangga mempersembahkan #Kampus Fiksi road show Malang yang insya Allah akan diadakan pada:
Tanggal          : Minggu, 20 April 2014
 Waktu           : 10.00 – 14.00 WIB
 Tempat          : Perpusda Kota Malang

Pendaftaran:
  • Silakan mengirimkan pernyataan kesanggupan mengikuti acara #KampusFiksiMalang sampai selesai.
  • Surat pernyataan dikirimkan via email bersama biodata yang berisi nama, alamat lengkap, dan no HP.
  • Surat pernyataan dan biodata singkat dikirimkan dalam bentuk lampiran email (attachment) dan bukan di badan email.
  • Kirimkan semua data di atas ke email:  kampusfiksi.divapress@gmail.com dengan subjek atau judul email  “KampusFiksiMalang.”
  • Pendaftaran dibuka mulai tanggal 7 Maret 2014
  • Tidak ada batasan usia.
  • Acara ini 100% GRATIS!!!
Fasilitas:
• Setiap peserta akan mendapatkan Silabus Menulis Fiksi, Makan Siang, dan doorprize.
•  Tersedia 150 kursi.
NB:
•  Acara ini hanya diperuntukkan bagi kalian yang benar-benar SERIUS ingin mengikuti #KampusFiksi Road Show. Diharapkan dengan amat sangat agar peserta yang lolos sebisa mungkin hadir di acara. Banyak teman yang sangat ingin mendaftar tetapi apa daya jumlah kursi terbatas atau jauh dari lokasi. So, please jangan sia-siakan kesempatan emas (dan gratis) ini.
  • Peserta yang punya naskah FIKSI dan ingin diterbitkan (melalui jalur evaluasi) di DIVA Press silakan diserahkan ke panitia (bentuk naskah: hardcopy/DVD) di lokasi acara.
•  Bagi peserta yang terlambat mendaftar, dipersilakan untuk tetap datang ke lokasi pada hari H, tetapi tidak mendapatkan snack dan silabus menulis fiksi (kecuali jika persediaan masih ada). Pokoknya semua boleh ikutan bertanya dan rebutan doorprize kok. Kita semua seru-seruan bareng, baik yang terdaftar maupun tidak.

Senin, 27 Januari 2014

Belajar dari cerita "Alice and The Wonderland"

Cerita singkatnya;

Alice tersesat di Wonderland. Di suatu persimpangan, ada dua jalan. Bingung, jalan yang mana yang harus ditempuhnya. Disaat itu pula, dia melihat se-ekor kucing tengah duduk di persimpangan. Kemudian dia bertanya kepada kucing itu.
Alice: “Wahai kucing, tunjukkan jalan mana yang harusnya aku tempuh?”

Kucing kemudian bertanya balik kepada Alice.

Kucing: “Engkau hendak kemana?”

Alice: “Aku tidak tahu, tunjukkan saja yang mana menurutmu.”

Kucing: “Kalau begitu tidak ada bedanya, apakah engkau memilih jalan yang ini atau yang ini,” kucing menutup pembicaraan.

Cuplikan cerita si Alice di atas mengingatkan pada sala satu kisah saya yang terjadi baru-baru ini :)

Ketika dihadapkan dengan dua pilihan, apapun itu, semua keputusan ada ditangan kita sendiri. Semua pilihan ada konsekuansinya dan kita tidak dapat menentukan apa konsekuensi yang diperoleh nantinya dari pilihan yang telah kita buat. Karena tidak ada yang dapat mengetahui masa depan, kecuali Allah yang menciptakan alam semesta beserta isinya.

Manakah yang lebih baik, ini atau itu? Allahu 'alam. Namun, ini pilihan yang saya pilih dan insyaAllah yang terbaik. Saat ini yang perlu saya lakukan adalah menjalaninya dengan sebaik-baiknya. Tetap bersyukur karena masih diberi kesempatan yang kedua. Menyesali? Saya rasa tidak perlu, semua ada hikmahnya.

Jumat, 10 Januari 2014

Book4#segera terbit :)

Biarkan Ia Kembali



Malam semakin pekat, satu jam lagi tepat tenggah malam. Aku belum bisa terlelap. Dari luar kamar tak terdengar suara kehidupan lagi, sunyi senyap. Sesekali terdengar suara jangkrik yang memecahkan kesunyian malam. Mungkin, mereka telah asik melang-lang buana di dunia mimpi. Sedangkan aku, menyibukkan diri di dunia maya ditemani si Nahl, laptop kesayanganku.

Ketika sedang asik membaca catatan orang, mencari informasi lomba dan lain sebagainya. Tiba-tiba handphone-ku berdering, sms masuk dari sahabat Jogja. Ah, tumben tengah malam begini sms. Firasatku mulai tak enak.

Kuraih handphone dan membacanya, “Kencangkan doa, baca Al-Faatihah untuk saudara kita, Anisyah yang sedang melawan kritisnya”.

Deg! Jantungku terasa berhenti. Untuk kesekian kali, Ia melawan kritisnya.
Allahu.. kuatkan ia. Aku percaya ia kuat, buktinya, beberapa kali berhasil melawan kritisnya. Aku tau, Allah sedang menguji kesabaran dan keiklasan yang dimilikinya. Menguji sejauh mana bisa bertahan menggapai cintaNya.

***@@@***

Ditemani mushaf biru, aku menanti seorang teman di serambi masjid Mujahiddin. Beberapa menit kemudian, melalui pesan singkat, memberitahu bahwa Ia sedang menungguku di tempat semula, sekret. Aku pun merapikan barang bawaan dan bergegas menghampirinya.

“Assalamualaikum mbak Giant..” ucapku dari luar. Sambil menanti jawaban darinya, aku langsung saja melangkah ke dalam sesuai permintaannya tadi.

“Walaikumsalam..” terdengar jawaban serempak dari dalam. Aku mencari suara itu berasal. Tak begitu sulit mencarinya, karena ruangan ini hanya di bagi menjadi dua bagian. Antara ruangan Ikhwan dan Akhwat dibatasi oleh kain pembatas.

Mendahulukan bagian kepala daripada badanku. Yah, itu yang kulakukan, mencari kepastian tempatnya.

“Hei, ayo masuk!” teriak mbak Giant ketika melihat tingkahku.

Bola mataku beraduh pandang dengan akhwat yang di sebelahnya. Ah, siapa dia? Teduh. Membuatku ingin berlama-lama menatapnya. Perkenalan yang sangat singkat, namun tak membuat hati kecewa. Dengan waktu sesingkat itu membuat kami semakin dekat. Anisyah Fatihah Haibara, kini nama itu masuk dalam deretan salah satu orang yang memotivasiku.

***@@@***

“Sedang tidak sadar. Kirimkan tilawah.. sebanyak-banyaknya” pesan masuk hampir tenggah malam. Ya Allah, berikan yang terbaik untuknya.

Delapan menit kemudian, pesan masuk lagi “Sudah tidak ada. Tinggal kenangan terindah..”
Dada terasa sesak, bendungan menyeruak meminta keluar, tak bisa ditahan lagi. Aku menangis terisak-isak. Aku ingin menjerit! Tak percaya. Benar kah berita ini? Ini kah yang dinama kan firasat? Tak bisa cepat terlelap seperti biasanya.

Rasanya baru kemarin mengenal sosoknya. Baru kemarin aku menengoknya di rumah sakit. Kini ia pergi meninggalkanku. Pergi dan tak kembali. Aku sangat menyayangimu, namun Allah lebih menyayangimu.

Hari ini banyak airmata yang jatuh, meski setetes semoga dapat menyuburkan keikhlasan dihati. Semua berasal dari Allah, semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah pula.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Q.S Ali Imran: 185)

Memoriku bersamamu akan kusimpan dalam ruang hatiku. Semoga kelak kita berkumpul kembali di JannahNya. Aamiin.

Jember, 24 Nopember 2013
Terimakasih kau telah hadir dalam hidupku.
Aku mencintaimu karena Allah, mbk Anisyah. 220813.
 ______________________________________________________________________________________
Biodata Penulis;
Hikari Hana adalah nama pena dari Khuszaimah Yanuar yang berasal dari kota Probolinggo Jawa Timur. Ia baru terjun di dunia kepenulisan, beberapa bku antaloginya: Surat untukmu, calon Imamku; Ketika sudah Lillah; Dan Karena Ayah mencintaiku. Penulis dapat dihubungi lewat e-mail HikariHana_93@yahoo.co.id, facebook Hikari Hana.
 ______________________________________________________________________________________