Jumat, 20 Desember 2013

Japan Education Fair

13 Universitas bergengsi di Jepang yang tergabung dalam Project Global 30 akan mengadakan Pameran Pendidikan Jepang di Jakarta dan Yogyakarta.
Mereka akan memperkenalkan program program perkuliahan berbahasa inggris mereka pada Pameran Pendidikan Jepang ini.

Pameran Pendidikan akan diadakan pada hari Sabtu tanggal 25 Januari 2014 di Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta dan pada hari Minggu tanggal
26 Januari 2014 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang dan JASSO akan turut hadir pada Pameran Pendidikan ini.

Pameran pendidikan ini tidak dipungut biaya, namun pengunjung diharapkan melakukan pendaftaran di :
http://www.uni.international.mext.go.jp/info/2013/11/global-30-japan-education-fair-indonesia/?lang=IN

*13 Universitas yang tergabung dalam Project Global 30.
Tohoku University, University of Tsukuba, The University of Tokyo, Nagoya University, Kyoto University, Osaka University, Kyushu University, Keio University, Sophia University, Meiji University, Waseda University, Doshisha University, Ritsumeikan University


グロバル30プロジェクトに加盟する13大学は
ジャカルタとジョグジャカルタにおいて日本留学フェアー
を開催する予定です。この留学フェアーで
参加大学はそれぞれの英語プログラムを紹介する予定です。

留学フェアーは、2014年1月25日(土)にジャカルタの
アルアザハール大学において、また、2014年1月26日(日)にジョグジャカルタの
ガジャマダ大学において、実施される予定です。日本大使館
教育部とJASSOも参加する予定です。

参加費は無料ですが、事前の登録が必要とされています。
以下のウェブサイトから登録してください。
http://www.uni.international.mext.go.jp/info/2013/11/global-30-japan-education-fair-indonesia/?lang=ja

*グロバル30プロジェクトに加盟する大学
東北大学、筑波大学、東京大学、名古屋大学、京都大学、
大阪大学、九州大学、慶應義塾大学、上智大学、明治大学
早稲田大学、同志社大学、立命館大学

Jangan menyerah!

Masih banyak cara untuk sampai ke kota tujuan. Toh, satu-satunya alat transportasi nggak hanya kereta. Masi ada bus kan? Meski lebih lama, tapi tak apa. Pelan tapi pasti, yang penting selamat sampai tujuan.

Begitu pula dengan menggapai impian. Ketika tak bisa menggapai dengan cara 'a', masih ada cara 'b'. Ingat, mundur bukan berarti kalah. Tapi mundur untuk bernapas sejenak, mundur untuk mengambil ancang-ancang. Yah, ini sebagai batu loncatan untuk melambung tinggi meraih mimpi :)

Sabtu, 07 Desember 2013

part2#Danau cinta, bersamamu..

Setiap orang mempunyai rencana.
Namun, sebaik-baiknya rencana adalah rencana Allah.

Pada akhirnya, tertahan lebih lama dari semua yang telah di rencanakan. Setelah acara sharing semalam, kini kutahu penyebab ia ingin bergegas pergi meninggalkan tempat ini, tempat yang masih baru dikenalnya.

***&&&***

Kedua bola mata ini tak ingin berhentih menatapnya, walau hanya sedetik. Raut wajah yang teduh dan damai. Apa yang bisa kulakukan untuknya, untuk sahabat baruku ini. Memutar otak. Berfikir keras berharap sebuah ide segera datang menghampiri.

Dreeett.. dreett..

Sebuah pesan masuk di ponselnya dan seketika membuyarkan semua lamunanku. Ia terbangun. Dengan malas, dengan rasa kantuk yang masih melekat di pelupuk mata, ia meraih hpnya dan meletakkan kembali.

"Hey.. belum tidur po?" Ia berkata sambil menggerakkan kelopak matanya beberapa kali, seolah-olah ingin menghilangkan rasa kantuk.

"Belum, belum bisa tidur" Jawabku singkat.

"Oh, kalau begitu, aku duluan ya? Masih ngantuk nih" katanya sambil membenarkan posisi tidur.

"Yup, oyasumi nasai | selamat istirahat" Untuk beberapa waktu menanti jawaban, namun ia tak bergeming. Mungkin, rasa lelah telah membawanya pergi begitu cepat melang-lang buana di dunia mimpi.

Membaringkan tubuh ini di sampingnya. Menatap langit-langit kamar, sambil memikirkan rencana untuk besok. Hingga rasa kantuk mulai menyerbu, tak kuat menyangga lagi. Perlahan mulai redup. Gelap gulita. Dan aku 'jatuh' tertidur.

***&&&***

Dinginnya udara di pagi hari membuatku terjaga, masuk tanpa permisi melalui pintu yang terbuka lebar, seolah menantang. Memperkatikan sekitar, rupanya masih satu-dua yang telah terbangun. Aku bangkit menuju kamar mandi untuk bersih diri, tak lama kemudia menunaikan sholah subuh berjama'ah.

Hari ini, hari terakhir bersamanya, bersama mereka. Jika boleh meminta, aku ingin meminta pada sang fajar untuk tak secepat biasa kembali menyapa. Namun apalah daya, waktu akan terus berjalan, tak mengenal siap atau tidak.

***&&&***

Lima menit, sepuluh menit, dua puluh menit.. Aku mulai resah. Kenapa mereka tak kunjung datang? Padahal tempat tinggal itu tak terlalu jauh ke tempat ini, tak membutuhkan waktu yang lama jika ditempuh dengan mengendarai sepeda motor atau mereka..

Benar saja, di menit ke dua puluh tiga, aku menangkap sosok mereka dari jauh. Berjalan dengan santai. Disini aku? Egois! Aku juga ingin mengabadikan momen ini. Melangka menusuri jembatan dengan membawa rasa kecewa. Duduk ditepi danau yang berlawanan. Mereka memanggil, aku tak menghiraukan. Mereka mendekat, aku menjauh. Biarlah mereka mengerti bahwa aku kecewa.

Ketika menyusuri danau seorang diri, aku terpaku melihat apa yang dilakukan salah satu pengunjung, memberi makan ikan. Melangka mendekat berharap bisa menghilangkan rasa ini.

Cukup lama, aku mendiamkan mereka.

Hingga akhirnya salah satu dari mereka menjemputku, Mbak Uki. Aku pikir, sudah saatnya kembali. Menyeimbangkan langkah kaki ini dengannya. Semakin mendekat dan..

"Ciee.. darimana buk? Menanti sang pangeran ya..?" Goda salah satu mereka.

"Iye, lagi menanti sang pangeran menjemput malah si putri yang datang" jawabku dengan wajah marah yang dibuat-buat. Sontak semua orang tertawa melihat tingkahku.

"Masih ngambek nih?" Tanyanya lagi.

Diam, hanya seulas senyum yang tampak di wajah. Kalau kalian tau, aku tak bisa melakukan itu berlarut-larut pada kalian. Apa lagi hari ini..

Setelah beberapa saat mengikuti sharing, aku pamit keluar sebentar di temani mbk Uki. Tak butuh waktu yang begitu lama untuk kembali lagi ke tempat semula. Dengan perasaan senang membawa satu kantong perlengkapan untuk mendukung rencana. Berharap rencana berjalan dengan lancar.

Saat sesi sharing selesai, saat itu pula rencana di laksanakan. Tepatnya pada saat sesi foto-foto di depan nama taman. Aku bersama si reni keluar dari balik batu besar dan..

"Happy birthday to you.. happy birthday to you.." suara yang lain mulai mengikuti. Betapa bahagianya ia. Aku tak kalah bahagia. Ketika ia mulai memanjatkan do'a, hatiku berdesir. Do'anya begitu khusyuk.

Ya Allah.. terima kasih untuk hari ini. Terima kasih telah mempertemukan kami. Aku sangat beruntung mengenalmu, mengenal kalian. Sungguh, aku mencintai persahabatan ini karenaMu. Memory bersamanya, bersama mereka tak kan pernah kulupakan, insyaAllah.

Angin, danau, semua yang hadir dan apa pun yang ada di sekitar adalah saksi bisu persahabatan kami. Inilah skenario Allah untukku, di pertemukan dengan orang hebat seperti kalian. Dan yang paling membekas denganmu, mbak DJS ^^ Rupanya Allah mengirimkan satu bintang lagi untukku. Hari ini juga saksi bisu ulang tahun kami; DJS, Me dan AS. Hanya beda enam hari, subhanaAllah :')

Lagi-lagi aku ingin mengatakan ini pada kalian semua..
Uhibbuki fillah, ukhti.. 

*Apa kabar sahabat disana? Aku merindukan kalian ^^
*Jazakumullah khair katsir untuk keluarga JIMM di Unair yang telah sudi menerima kami. Afwan jiddan telah merepotkan.


 Jember, 081213
Memory bersama kalian
Danau cinta, 220113

Kamis, 05 Desember 2013

RAHASIA REBUT BEASISWA ALA NEGERI 5 MENARA

November 2010 oleh Afif Syaiful Z Muhajir pada 2 September 2012 

Penulis : Ahmad Fuadi

(Penulis trilogi Negeri 5 Menara, di Jakarta)



Negeri 5 Menara adalah novel yang terinspirasi kisah hidup saya dan teman-teman yang pernah belajar di Pondok Modern Gontor, tapi kemudian bisa belajar ke mancanegara, mulai Amerika Serikat sampai Timur Tengah.

Sejak menulis novel itu, saya menerima beragam pertanyaan di Facebook, Twitter, dan email. Di antara pertanyaan yang kerap muncul adalah : bagaimana caranya saya bisa merebut 8 beasiswa dari luar negeri. Apalagi latar belakang pendidikan saya adalah sebuah pondok pesantren di Jawa Timur.

Jawaban ringkas untuk pertanyaan di atas adalah : saya rajin menggunakan “mantera” dalam novel saya : “Man Jadda Wajada”. Ini sebuah syair Arab yang berarti “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan sukses”. Syair ini diajarkan kepada kami, para santri di Pondok Modern Gontor di hari-hari pertama kami masuk kelas.
Namun, jawaban tentang seluk beluk memenangkan beasiswa tentu tidak sesederhana itu. Ada beberapa hal spesifik yang perlu dilakukan untuk memenangkan beasiswa luar negeri kebetulan saya pernah pula menjadi panitia seleksi beasiswa ke Kanada dan Singapura. Dalam kapasitas itu saya ikut menyeleksi formulir peserta dan mewawancarai calon penerima beasiswa.

Jadi, saya mungkin bisa bercerita dari kedua belah sudut pandang, baik dari sisi pelamar, maupun sisi penyeleksi.

Beasiswa di mata saya

Saya mengartikan beasiswa dalam arti luas. Jadi tidak hanya kesempatan belajar untuk mendapatkan gelar akademik saja. Bagi saya, beasiswa adalah setiap kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, baik melalui proses belajar di kelas atau tidak, tanpa harus membayar alias gratis. Artinya, beasiswa itu bisa meliputi program sekolah SMA, S1, S2, S3, tapi bisa juga kursus singkat (short course), pertukaran pelajar (student exchange), workshop, dan lainnya.

Pelamarnya tidak harus siswa, bahkan orang yang sudah bekerja juga bisa. Pengertian gratis ini bisa dalam arti 100% dibayari mulai dari transportasi, biaya tinggal sampai tuition atau hanya sebagian. Tips yang saya ceritakan di tulisan ini lebih spesifik untuk berburu beasiswa ke luar negeri.

Beberapa teman saya ingin sekali mendapatkan beasiswa, tapi selalu merasa mencari beasiswa itu sulit. Jadi, sebelum berusaha sudah punya mental block. Paling tidak kita perlu melihat dua hal penting di bawah ini :Pertama: yakinlah bahwa beasiswa itu banyak. Setiap tahun sekian banyak organisasi dalam dan luar negeri menawarkan beasiswa. Kesempatan ini ada dimana-mana, Cuma ada yang diumumkan besar-besaran di media, ada yang tidak.

Kedua: beasiswa itu bukan buat orang pintar saja, tapi untuk orang yang mau melebihkan usaha dari orang lain. Pengalaman saya, ada teman-teman yang pintar, tapi mereka tidak mendapatkan beasiswa yang diinginkan.

Saya juga kenal orang yang TOEFLnya tidak bagus dan IPK nya tidak tinggi, tapi bisa dapat beasiswa. Walau skor tinggi TOEFL dan IPK bagus adalah modal penting, tapi tidak selalu menjadi syarat satu-satunya. Beasiswa ini seperti buah mangga yang tergantung di pohon. Ada orang yang ingin memakan mangga, tapi hanya menunjuk-nunjuk buah itu dari kejauhan. Buah itu tidak akan terbang ke tangan kita, ‘kan? Perlu usaha untuk merebutnya.

Bagaimana memulai?

Pertama, pasang niat yang kuat. Artinya, kita benar-benar merasakan keinginan yang besar di dalam hati, dengan alasan yang tepat pula. Cari alasan “mengapa” kita harus mendapatkan sebuah beasiswa. Proses ini lebih kepada dialog internal. Tanpa alasan yang kuat dan jelas, biasanya semangat mencari beasiswa menjadi cepat kempis.

Kalau sudah punya niat dan tekad yang kuat, langkah selanjutnya mencari informasi. Langkah ini tidak sekadar bertanya sambil lalu, tapi benar-benar sebuah proyek pribadi yang meliputi segala macam cara. Dulu saya melakukan dengan bertanya kepada teman, dosen, kampus, kedutaan, internet, selebaran, koran dan segala macam. Intinya, buka mata, buka telinga dan buka pikiran untuk mendengarkan semua informasi yang ada.
Dengan internet, pencarian informasi beasiswa semakin mudah. Saya selalu menganjurkan para pencari beasiswa untuk rajin men-google dengan beraneka keyword, seperti beasiswa, scholarship, fellowship, grant, dan istilah sejenis.

Papan informasi di kampus dan biro kemahasiswaan adalah sumber informasi yang bagus. Pusat Kebudayaan dan Kedutaan juga kerap memasang info sejenis. Bagi anda yang bekerja di perusahaan multi nasional, tidak jarang perusahaan besar punya beasiswa internal bagi karyawannya untuk magang di cabang perusahaan luar negeri. Dulu saya bekerja di sebuah NGO konservasi internasional bernama The Nature Conservacy (TNC) yang punya cabang di puluhan negara. Kami, para karyawan bisa melamar ke beasiswa internal bernama Coda Fellowship untuk magang di berbagai kantor TNC di berbagai belahan dunia.

Beasiswa yang besar biasanya mengumumkan setiap penerimaan formulir secara terbuka di koran nasional. Atau kunjungi situs web penyedia beasiswa seperti Fulbright, Chevening Award, ADS, Mambusho, dan lainnya. Bisa juga berlangganan milis seperti beasiswa@yahoogroups.com, blog tentang beasiswa dan juga ada beberapa akun Facebook yang khusus berbagi akun beasiswa.

Berapa lama anda harus mencari-cari beasiswa ini? Tidak ada batas waktu. Upaya pencarian ini bisa cepat menghasilkan, bisa juga lambat. Tapi pengalaman saya, kalau kita konsisten mencari informasi dengan berbagai cara, maka dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun kita sudah dapat informasi yang cukup tentang kandidat beasiswa yang akan kita lamar.Melamar beasiswa

Anggap saja anda sudah melakukan pencarian dengan rajin dan mendapatkan beberapa beasiswa yang tampaknya cocok untuk anda. Langkah selanjutnya apa? Tentunya anda harus melamar dengan mengirimkan formulir dan dokumen lain kepada pemberi beasiswa. Tapi sebelumnya perhatikan dengan teliti persyaratan yang dituliskan. Persyaratan bahan dan dokumen yang harus kita ajukan ini tidak sama di setiap beasiswa. Ada yang minta banyak dokumen dan ketat, ada yang cukup longgar. Cara terbaik adalah melengkapi semua yang diminta.

Secara umum, proses seleksi beasiswa biasanya melalui dua tahap, pertama adalah seleksi melalui formulir yang masuk, kedua adalah tes atau wawancara. Bagaimana mempersiapkan dengan baik kedua proses ini?

Pertama anda perlu menyadari bahwa kertas formulir adalah satu-satunya kesempatan kita untuk mengenalkan diri kepada tim seleksi. Karena itu, isilah formulir dengan sebaik-baiknya. Yang saya lakukan adalah menghabiskan waktu sampai berminggu-minggu untuk mengisi form yang hanya dua lembar saja. Bukan saya lambat menulis, tapi saya merasa perlu berkali-kali mengoreksi kesalahan kecil sekalipun. Intinya, kita pastikan formulir kita istimewa, sesempurna mungkin, error-free, bersih, jelas dan menjawabpertanyaan sesuai dengan yang ditanya.

Bayangkan, kalau pelamar sebuah beasiswa mencapai ribuan orang, maka paniti seleksi akan menerima tumpukan lamaran yang sangat banyak. Mereka hanya punya waktu sekian detik atau menit saja untuk menyortir dan menentukan formulir yang bagus dan yang tidak. Yang kurang bersih, tidak lengkap, bertele-tele, biasanya akan masuk keranjang sampah, walaupun mungkin potensi pelamar ini sangat bagus. Kalau formulir anda mencuri perhatian panitia seleksi, maka biasanya anda akan dipanggil untuk wawancara.Sama dengan formulir tadi, maka wawancara adalah satu-satunya kesempatan bertatap muka untuk meyakinkan para penyeleksi bahwa anda berhak dan pantas mendapat beasiswa. Kalau sudah dipanggil wawancara, biasanya saya mempersiapkan diri dengan melakukan riset mendalam tentang misi beasiswa, negara yang akan dituju, bidang studi yang akan diambil, bahkan kalau perlu riset tentang pewawancara.

Supaya tidak grogi, saya biasanya latihan sendiri dulu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang mungkin keluar. Saya ulang-ulang sehingga lancar dan meyakinkan dengan logika yang jelas. Pengalaman saya sebagai penguji, kami biasanya suka dengan pelamar yang antusias, percaya diri tapi tidak berlebihan “menjual diri”. Berbicaralah dengan artikulatif dan jelas, dan usahakan rileks. Bahkan sedikit jokes juga boleh.

Begitu wawancara selesai, tugas kita tinggal berdoa untuk mendapatkan yang terbaik. Nah, sampai di titik ini, kita hanya akan punya dua kemungkinan. Pertama, anda dipanggil dan mendapatkan beasiswa dan anda bisa terbang ke luar negeri ujtuk menuntut ilmu. Kedua, anda tidak dipanggil atau disurati bahwa anda belum berhasil.

Biasanya di surat itu diselipkan kata-kata penghibur, “silakan mencoba lagi”. Saya mau mengajak anda untuk mengikuti nasihat ini. Kalau belum berhasil, coba lagi dan coba lagi. Ulangi lagi proses tadi, mulai dari niat yang kuat, pencarian informasi sampai pengisian formulir. Tidak ada ruginya mengulang, karena melamar beasiswa itu gratis. Dan tidak penting berapa kali anda gagal, yang penting itu hanyalah satu kali saja anda berhasil. Satu kali keberhasilan itu mampu mengobati semua rasa capek dan kegagalan sebelumnya.

Jalan-jalan dan karier
Keuntungan apa yang kita dapatkan selain kesempatan belajar gratis? Beasiswa ke luar negeri akan membuka wawasan berpikir dan pergaulan. Dengan beasiswa, kita juga bisa mendapatkan kesempatan untuk liburan gratis ke berbagai tempat. Waktu saya dapat beasiswa ke Kanada, Singapura, Amerika Serikat, dan Inggris, saya memaksimalkan waktu untuk jalan-jalan ke daerah atau negara lain yang bertetangga dekat.

Sampai saat ini, saya telah keliling ke 30 negara bersama Yayi, istri saya. Banyak di antara negara itu kami kunjungi selama kami mendapatkan beasiswa. Misalnya kami keliling Eropa Barat dalam perjalanan pulang dari Amerika, lalu sampai Eropa Timur ketika sekolah di Inggris.

Keuntungan lain adalah pergaulan yang antar budaya, budaya, dan agama yang luas. Dalam mencari kerja, saya juga banyak terbantu oleh network para alumni beasiswa Fulbright, Chevening dan Singapore International Foundation. Pengalaman saya merekrut calon staf di kantor, kami memberi nilai plus untuk pelamar yang pernah mendapatkan beasiswa. Kalau d resume kita ada catatan penuh mendapatkan beasiswa semacam Fulbright, ADS, atau Chevening, biasanya akan memudahkan kita untuk diterima bekerja di perusahaan yang bonafid dan dengan posisi yang baik pula.

Jadi tunggu apa lagi. Kalau anda benar-benar telah bertekad bulat untuk berburu beasiswa, maka lakukan sekarang juga. Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses!



8 beasiswa yang pernah didapat Ahmad Fuadi:

1995 – Youth Exchange Program ke Kanada. Program ini kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Kanada.
1997 – Singapore International Foundation Fellowship. Kuliah satu semester di salah satu universitas terbaik di dunia, National University of Singapore.

1999 – Fulbright Scholarship, kuliah S2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University, Washington DC.

2000 –             Ford Foundation Award.

            Columbian School of Arts Award, GWU

2001 – Indonesia Cultural Foundation, New York.

            CASE Media Fellowship, University of Maryland.

2004 – Chevening Award, Kuliah S2 di Media Arts, Royal Holloway, University of London.