Senin, 24 Maret 2014

Teruntuk Bapak, Ibu dan Adik yang di rumah

Assalamualaikum…

Bagaimana kabar bapak-ibu? Dik Yuris dan si Embah? Semoga baik-baik saja dan selalu di lindunganNya. Aamiin.

Dinda? Allahamdulillah, baik. Sangat baik. InsyaAllah. Bapak-ibu berserta keluarga di rumah tidak perlu cemas. Sungguh, anakmu ini baik-baik saja di tempat perantauan ini. Percayalah.. :)

Dinda ingin bercerita tentang kejadian akhir-akhir ini. Semoga bapak-ibu beserta keluarga di rumah tidak keberatan mendengar cerita dinda ya..

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari rabu kemarin, dinda berkunjung ke kampus lama. Tempat yang memiliki sejarah tersendiri bagi dinda. Yah, entah mengapa pagi itu dinda merindukan tempat itu. Bukan hanya tempatnya. Bukan. Karena ada seseorang yang dinda rindukan. Seorang sahabat yang tidak pernah lelah memberikan nasehat. Seseorang sahabat yang tidak pernah lelah memberikan pundanya ketika dinda sedang rapuh akan semuanya.

Di tengah perjalanan ke tempat yang telah di tentukan, dinda mendengar seseorang yang berteriak, “Yeyeennn…”. Suara itu tidak asing ditelinga. Ketika menoleh, beberapa teman satu angkatan sedang asik makan di warung bu kuning. “Yeyeeenn…” terdengar kembali seseorang berteriak. Sekali lagi, hanya bisa menoleh dan mengangkat tangan seraya berkata, “Hey…”. Dan semua berlalu begitu saja. Selain sepeda mini yang dinda kendarain melaju kencang, ada alasan lain. Keadaan yang tidak memungkinkan untuk berhenti. Bukan karena ingin melarikan diri, bukan. Tapi karena ada seseorang yang menunggu dinda di sana. Allah, semoga mereka mengerti.

Lima menit kemudian, ketika meletakkan sepeda pink ini di parkiran sepeda yang letaknya tidak jauh dari masjid Baitul Ilmi, dari arah selatan datang seseorang yang telah lama dinda tidak berjumpa dengannya. Dia kakak angkatan dinda sewaktu masih di mipa. Sayang sekali, hanya bisa bercengkrama sebentar dengannya.

Setelah dinda tepat berada di sebelah masjid, yang terlihat hanya seorang perempuan yang tidak dinda kenal. Di menit berikutnya, meraih handphone dan mengetik pesan, “Ana sudah di Mabail ni”. Sepuluh menit berlalu, tidak kunjung juga ada balasan. Dinda pun kembali mengirim pesan, “Dimana?”.

Mungkin ia sedang kuliah? Ah, biarlah. Bisa menikmati suasa di sini pun sudah senang.

Lima belas menit berlalu, asik dengan mencari tugas kuliah. Tiba-tiba ada satu pesan masuk, ternyata dari ia. “Oke, otw” akhirnya. Sebuah senyuman mengembang begitu saja dari sudut bibir ini.

Hampir satu jam lamanya, ia menemani. Berbagi cerita. Menanyakan ini itu. Sungguh bahagia. Jika saja dinda bisa meminta waktu untuk tidak cepat berlalu, yang dinda inginkan hanya meminta untuk bisa lebih lama dengannya. Wajah yang berseri-seri itu tidak banyak berubah, masih sama dengan dua tahun yang lalu.

Terima kasih untukmu, untuk segalanya. Karenamu pula aku bisa bertahan sejauh ini. Karenamu pula keadaanku saat ini lebih baik daripada dua tahun yang lalu ketika pertama kali kita. Bersyukur atas nikmatNya yang telah mempertemukan kita. Aku mencintaimu karena Allah, insyaAllah.

Ketika rindu seketika datang memburuku, akan kulantunkan do’a untukmu. Yah, selalu tersemat do’a dalam kalbu untukmu. Semoga kita tidak hanya bersahabat di dunia tapi di surgaNya. Aamiin. insyaAllah.

Eh, bapak-ibu tidak boleh menangis ya ketika membaca surat ini, apa lagi si adik :p

Oh, ya, bapak-ibu masih ingat hari ini hari apa? Ya ya ya, dinda tahu kalau hari ini hari minggu. Em.. hari ini, sudah tepat satu bulan lamanya dinda merasakan kuliah di tempat baru, kampus baru. Selalu menjadi penyelundup, itu pertama kali yang dinda rasakan. Tapi dengan bergulirnya waktu, rasa itu mulai berganti dengan rasa nikmat yang luar biasa. Yah, dinda saat ini sangat menikmati aktivitas ini.

Terima kasih bapak, terima kasih ibu, atas kesempatan ini. Dinda tidak akan membuang kesempatan dan kepercayaan bapak-ibu berlalu begitu saja. Tidak akan. Dinda akan buktikan itu. insyaAllah.

Maafkan dinda, jikalau sampai saat ini dinda tidak bisa melalukan banyak hal untuk bapak-ibu. Saat ini dinda hanya bisa menyusahkan bapak-ibu.

Dan jikalau memang dengan dinda menjadi anak yang sholeha, menjadi anak yang berprestasi bisa membuat bapak-ibu bahagia, bisa membuat bapak-ibu bangga mempunyai anak seperti dinda, dinda akan lakukan itu. Yah, dinda akan berusaha keras untuk menggapai itu semua. Insyaallah.

Bapak-ibu, tolong ingatkan dinda, jika suatu hari nanti akan lupa dengan janji dinda sendiri.

Mungkin, perlu bapak-ibu tahu. Mimpi-mimpi dinda di antaranya; menjadi guru, menjadi dosen, dan menjadi penulis yang bisa menebarkan kebaikan di seluruh Indonesia. Yah, itu tiga di antara sekian banyak mimpi-mimpi yang telah dinda buat. Hanya kekuatan usaha dan do’a yang bisa mengabulkan semuanya. MAN JADDA WAJADA, siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya.

Mohon do’anya untuk dinda ya.. Terima kasih :’)

Dik yuris, adik satu-satunya yang kupunya dan yang kucintai karena Allah. Ambil hikmah dari semua yang terjadi dalam perjalanan hidup kakakmu ini. Dan kakakmu ini berharap banyak padamu, tidak melalukan kesalahan yang sama. Bukannya sebaik-baik manusia adalah ia yang mengambil pelajaran dari  hikmah orang lain. Bukankah begitu?

Belajarlah yang rajin, pun kakakmu ini. Ayo kita sama-sama menjadi orang yang bisa membahagiakan kedua orangtua di dunia dan di akhirat kelak :’)

Dinda sudahi dulu ya..

Wassalamualaikum

Jember, 230314
Dinda yang selalu merindukan kebersamaan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu disini :)~~